dc.contributor.author | Nurwidiana | |
dc.contributor.author | Mas’idah, Eli | |
dc.contributor.author | Afini, Hanif Mahya | |
dc.date.accessioned | 2013-12-20T09:32:49Z | |
dc.date.available | 2013-12-20T09:32:49Z | |
dc.date.issued | 2013-12 | |
dc.identifier.citation | Gunawan, Janti dan Nyoman Sutari. 1993. Pengantar Teknik dan Sistem Industri. Surabaya, Guna Widya Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta, BPFE Nasution, Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama . Yogyakarta, Graha Ilmu Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta, Graha Ilmu Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta, Graha Ilmu Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya, Guna Widya | en_US |
dc.identifier.issn | 1412-9612 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/4049 | |
dc.description.abstract | Kebijakan persediaan merupakan salah satu keputusan penting dalam sebuah industr karena
melibatkan nilai biaya yang cukup besar. Keputusan yang diambil akan semakin komplek dengan
banyaknya jumlah produk yang akan di pesan dan jika pemesanan dilakukan di lebih dari satu
supplier. Dibutuhkan keputusan yang tepat mengenai bagaimana jadual pemesanan dan kuantitas
pesan masing-masing produk untuk meminimalkan total biaya persediaan. Industri Kecil Jatinegara
merupakan sebuah IKM yang memproduksi beberapa jenis meubel, diantaranya sofa, springbed,
daun pintu. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, perusahaan memesan dari beberapa
pemasok dan di tiap pemasok ada beberapa produk yang dipesan. Kebijakan yang saat ini diterapkan
setiap kali akan produksi untuk 1 unit produk maka perusahaan akan melakukan pembelian bahan
baku kepemasok dengan menggunakan kendaraan yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan frekuensi
pemesanan yang dilakukan tiap tahun sangat tinggi dan berakibat biaya persediaan yang harus
dikeluarkan perusahaan menjadi tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut, pengaturan kebijakan
pemesanan perlu dilakukan untuk menentukan jumlah optimal bahan baku yang dipesan sehingga
mampu meminimalkan biaya persediaan yang ditimbulkan serta kuantitas pesan tidak melebihi
kapasitas kendaraan yang digunakan.Untuk itu pada penelitian ini digunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity) Multi Item untuk menentukan kebijakan pemesanan yang optimal, dengan
mempertimbangkan kapasitas kendaraan. Kebijakan pemesanan yang dilaksanakan perusahaan saat
ini yaitu untuk bahan baku yang dipesan dari pemasok 1 dipesan setiap kali akan berproduksi sofa
atau 1 unit springbed. Kebijakan pemesanan bahan baku dari pemasok 2 dengan memesan bahan
baku untuk kebutuhan sejumlah 2 unit sofa dan 2 unit springbed. Kebijakan pemesanan bahan baku
dari pemasok 3 yaitu pemesanan dilakukan secara tetap sejumlah 4 m
3
. Dengan kebijakan ini biaya
persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 33.754.145 per tahun. Kebijakan
pemesanan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) terjadi penurunan frekuensi pemesanan,
namun jumlah unit (kuantitas) setiap kali pesan meningkat. Peningkatan kuantitas pesan tersebut
menyebabkan perlunya penggantian jenis kendaraan untuk pemesanan ke pemasok 3 karena
kendaraan yang digunakan saat ini kapasitasnya tidak lagi memadai Dengan kebijakan EOQ ini
biaya yang harus dikeluarkan menjadi sebesar Rp.14.774.000 per tahun, atau mampu menghasilkan
penghematan sebesar 56%. | en_US |
dc.publisher | lppmums | en_US |
dc.subject | bahan baku | en_US |
dc.subject | biaya persediaan | en_US |
dc.subject | Economic Order Quantity (EOQ) | en_US |
dc.subject | multi item | en_US |
dc.title | Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal untuk Multi Produk Multi Supplier dengan Mempertimbangkan Kapasitas Kendaraan | en_US |
dc.type | Article | en_US |