dc.identifier.citation | 1. CATC, 1999, Nitrogen Oxides (NO ), why and how they are controlled, EPA-TECHNICAL BULLETIN, EPA-456/F-99-006 X 2. Depmsey, P., 2008, “ Throuble Shooting and Repairing Diesel Engine”, 4th edition, Mc Graw Hill, USA3. Istadi, 2006, “Aplikasi Teknologi Hibrid Katalisis-Plasma Dalam Pengembangan Reaktor Kimia Masa Depan”, Buletin of CREC, Vol.1,No.2 4. Istadi and N.A.S. Amin., 2007, Catalytic-Dielectric Barrier Discharge Plasma Reactor For Methane and Carbon Dioxide Conversion, Buletin of CREC, Vol.2,No.2-3 5. Nur, M ., 2007, “ Usaha Mengurangi Global Warming Melalui Inovasi Knalpot Anti Polusi Berteknologi Plasma” : penerapan pada kendaraan bermotor roda dua ”, RIPTEK, Vol.1, No.1 6. PT.Timah (persero) Tbk. Laporan Keberlanjutan 2008 7. Zang, J., _, Diesel Emission Technology – Part II of Automotive After-treatment System , http://bowmannz.com. Online 18 November 2011 | en_US |
dc.description.abstract | Abstrak
Kendaraan dengan motor diesel yang sudah tidak layak pakai masih banyak kita jumpai
dipaksakan sebagai penggerak kendaraan. Sebagai contoh adalah motor diesel pada Truk dan Bus/ minibus
angkutan umum yang sebagian besar kondisinya cukup memprihatinkan. Akibatnya adalah polusi udara
yang disebabkan motor diesel tersebut cukup tinggi. Pengendalian polusi udara khususnya emisi motor
diesel tentu saja sangat diperlukan demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan makhluk hidup.
Salah satu caranya adalah dengan menambahkan treatmen ammonia (NH
3
) dan water (H
O) yang
disemprotkan ke saluran gas buang.. Teknologi dengan perlakuan reaksi kimia ini dikenal dalam dua jenis
yaitu SCR (Selective Catalytic Reduction) yang menggunakan tambahan katalis (catalytic converter), dan
SNCR (Selective Non-catalytic Reduction) yaitu sistem reduksi kimia tanpa katalis. Perkembangan teknologi
yang lain yaitu pada bidang fisika berupa suatu reaktor Plasma yang salah satu jenisnya adalah DBD
Dielectric-barrier Discharge), reactor ini dapat mereaksikan senyawa-senyawa menjadi senyawa baru atau
bahkan unsur yang lebih sederhana. Teknologi tersebut memungkinkan sebagai pengganti katalis. Tujuan
dalam penelitian ini adalah membuat sebuah sistem untuk mereduksi salah satu emisi motor diesel yang
memiliki unsur sama dengan oksidan amonia yaitu NOx.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat campuran dengan komposisi 25%
NH
3
dan 75% H
O untuk diinjeksikan ke saluran gas buang. Dalam temperatur gas yang tinggi maka akan
terjadi reaksi kimia antara emisi NOx dengan campuran tersebut, selanjutnya gas buang akan melalui unit
reaktor plasma sebagai pengganti fungsi katalis. Dari reaksi tersebut emisi NOx akan terurai menjadi
molekul nitrogen, uap air, dan gas karbondioksida. Motor yang diuji adalah Diesel Engine 4 silinder VE
Mitsubishi. Pengujian emisi dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sebelum treatment, treatment SNCR, dan
treatment SNCR-Plasma.
Dalam pembahasan hasil tidak dilakukan pembandingan kadar emisi terhadap peraturan batasan
emisi yang ditetapkan. Hal ini beralasan bahwa secara umum kadar emisi motor diesel sangat terkait
dengan kondisi engine parts dan komponen sistem bahan bakar itu sendiri. Oleh sebab itu perlu dilakukan
maintenance and repair sesuai prosedur untuk mencapai kondisi engine yang baik dan rendah emisi. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kadar NOx sebelum treatment SNCR adalah 346 ppm, setelah menggunakan
SNCR kadar turun menjadi 277 ppm dan terakhir dengan treatment SNCR-Plasma sedikit mengalami
penurunan kembali mencapai 272 ppm. Kesimpulannya adalah produk penelitian ini terbukti mampu
mereduksi 21,4% emisi NOx dari gas buang motor diesel. Dengan demikian pengembangan penelitian
terkait pemanfaatan SNCR dan Plasma lebih lanjut perlu dilakukan
2
2 | en_US |