dc.identifier.citation | Figlio, D.N. (1999). Functional Form and the Estimated Effects of School Resources, Economics of Education Review, vol. 18, hal. 241-252. Gonzalez-Barbone, V., & Llamas-Nistal, M. (2008). eAssessment of open questions: An educator’s perspective, dalam Frontiers in Education Conference 2008, hal. F2B-1. IEEE. Hillstock, L.G. (2005) A Few Common Misconceptions about Distance Learning, dalam Proceedings of the 2005 ASCUE Conference, Myrtle Beach, South Carolina, Juni 12-15. Jona, K. (2000) Rethinking the Design of Online Courses, dalam Prosiding ASCILITE 2000, New South Wales, Coffs Harbour, 9-14 Desember 2000. Nugraheni, E. (2009). Peranan Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh Dalam Meningkatkan Daya Jangkau Pendidikan Tinggi Di Asia Tenggara, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, vol. 10 no. 1, Maret 2009, hal. 1-9. Thamrin, H., Wantoro, J. (2012). Pengembangan Modul Penilaian Otomatis terhadap Jawaban Soal Pendek Terbuka dalam Sistem E-Learning, dalam Prosiding SNFT Umsida 2012, hal. B3138. Wignal, E. (2011). Online Student-Teacher Ratios On Teaching Online, www. onteachingonline.com, diakses 24 Juni 2012. Winarsono, D., Siahaan D.D., Yuhana, U. (2009). Sistem Penilaian Otomatis Kemiripan Kalimat Menggunakan Syntactic-Semantic Similarity pada Sistem E-Learning, Kursor, vol. 5, no. 2, hal. 75-82. | en_US |
dc.description.abstract | Penggunaan sistem e-learning unggul dalam fleksibilitas jadwal dan fleksibilitas laju belajar.
Keunggulan sistem dapat ditingkatkan jika terdapat fasilitas evaluasi belajar yang dapat
melakukan penilaian otomatis. Pada dasarnya sistem penilaian otomatis tersedia dalam sistem
e-learning namun hanya untuk jawaban tertutup. Penilaian otomatis untuk soal terbuka belum
tersedia padahal soal terbuka mempunyai keunggulan dalam memotivasi kreatifitas siswa.
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap sistem e-learning agar soal jawaban pendek
dapat dinilai secara otomatis dengan penilaian yang tidak kaku, artinya jika siswa menjawab
soal dengan jawaban yang tidak sama namun mempunyai kemiripan dengan kunci jawaban,
siswa masih mendapatkan nilai. Soal evaluasi menggunakan bahasa Indonesia sebagai
pengantar. Nilai siswa ditentukan dari kesamaan atau kemiripan antara jawaban siswa dan
kunci jawaban. Jika jawaban yang diketik siswa tidak ada dalam kamus, kemiripan jawaban
dihitung dengan algoritma Levenshtein sedangkan jika jawaban terdapat dalam kamus,
kemiripan jawaban dihitung dari sinonimitas kata bahasa Indonesia. Kecenderungan guru
dalam menilai jawaban siswa menjadi acuan perhitungan nilai jawaban. Survei dilakukan
kepada para guru untuk mengetahui nilai yang diberikan atas jawaban berbagai soal dengan
berbagai nilai similaritas. Survei menunjukkan adanya dua pola pemberian nilai oleh guru.
Guru cenderung lebih toleran terhadap kesalahan tipografi yang tidak menghasilkan kata
baru. Guru cenderung mengurangi nilai siswa jika jawaban siswa tidak tepat sama, meskipun
siswa memberikan jawaban yang bermakna sama (sinonim) dengan kunci jawaban. Algoritma
yang diusulkan akan dapat memprediksi cara penilaian guru dalam menilai jawaban soal
pendek dan terbuka. | en_US |