dc.identifier.citation | Egan, M. David., (1972), “Concepts in architectural acoustics”, McGraw-Hill, pp. 86 Illinois Institute of Technology, (1990), “Laboratory measurement of the noise reduction of sound-isolating enclosures”, ASTM Volume 04.06 E 596 Mediastika, C. E., (2005), “Akustika bangunan”, Erlangga, pp. 24, 49 – 50 Perbandingan biaya pekerjaan pasangan_6814.html (2013), Retrieved March 10, from http://jualbataringanaac.blogspot.com/2013/02 Perbandingan harga bata merah dan bata ringan (2011), Retrieved July 15, from http://media.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/mts/article/viewFile/95/90 | en_US |
dc.description.abstract | Batu bata adalah material penutup dinding bangunan yang sudah sangat umum. Akhir-akhir ini kita mengenal bata ringan, yakni bata cetak dari beton ringan sebagai satu alternatif material dinding yang mulai banyak dipergunakan. Baik batu bata maupun bata ringan memiliki kelebihan terutama dari segi kemudahan konstruksinya. Dalam proses pembangunan skala besar maupun bangunan bertingkat, sebagai pemilik bangunan ataupun perencana dan kontraktor, ada kalanya harus memilih di antara kedua material tsb. Penelitian ini bertujuan meninjau kedua ma terial dari segi kemampuan reduksi bunyi dan biaya pengerjaan. Pengukuran reduksi bunyi dilakukan pada frekuensi 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1kHz, 2kHz dan 4 kHz dengan menggunakan benda uji pasangan bata konvensional dan bata ringan; tanpa dan dengan plesteran.Dari hasil pengukuran didapatkan kemampuan reduksi bunyi bata ringan antara 34 – 52 dB, sedangkan bata konvensional mampu mereduksi bunyi antara 30 – 46 dB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan reduksi bunyi bata ringan tanpa plesteran adalah setara dengan bata konvensional dengan plesteran.Biaya pengerjaan dibandingkan antara pasangan bata konvensional dengan dua tipe bata ringan yang banyak dipergunakan. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa biaya pengerjaan per m2 pasangan bata ringan lebih tinggi 70-96% dibandingkan biaya pengerjaan bata konvensional per m2. | en_US |