Optimasi Kondisi Lokal Dalam Perencanaan dan Perancangan Masjid Kampus IV UMS
Abstract
Dalam merencanakan dan merancang suatu bangunan masjid bukan sekedar menjiplak karya orang lain kemudian dibangun dilokasi yang dikehendaki, tetapi harus mempertimbangkan kondisi lokal dimana bangunan itu didirikan. Kondisi lokal ini dapat berupa: budaya setempat, nilai-nilai religius yang ada, ilkim, bahan material yang mudah didapat, fungsi bangunan dan penghuni dari bangunan tersebut beserta aktivitasnya Nilai-nilai sakral (nilai-nilai sunah) dalam suatu bangunan masjid harus sangat diperhatikan.Proses perencanaan dan perancangan dengan paradigma Rasionalistik dengan proses deduktif. Yaitu mengaplikasikan teori teori keindahan dalam ilmu arsitektur. Antara lain teori Rapopot keindahan menurut Ruskin, bahwa susuatu yang indah adalah yang berada di alam. Alam adalah ciptaan Alloh swt yang paling indah. Dalam perencanaan dan perancangan ini berusaha mengoptimalkan unsure-unsur alam. Disamping itu mencoba mengaplikasikan Teori Mis Vande Rohe yang merupakan semangat modern yang diantaranya minimalis, purisme,dan optimalisasi dengan semangat less is more. Dengan ciri–ciri garis vertikal, horizontal, fungsional, anti tempelan dan lain sebagainya. Disamping itu memperhatikan teori Regionalisme yaitu terutama memperhatikan kondisi iklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis yaitu iklim yang ada di Indonesia dengan cirri banyak hujan dan panas. Juga menerapkan nilai-nilai sunah didalam bangunan masjid. Disamping itu konsep warna menyesuaikan kondisi iklim tropis, yang bisa selalu melihat matahari. Dalam hal konsep warnanya adalah suasana subuh, yaitu saat fajar atau matahari sudah mulai nampak, dengan semburat cahaya insan.Desain masjid yang telah dikembangkan adalah masjid yang tidak memakai kubah,mewadahi nilai sunah, menyatu dengan alam,berkesan ringan dan warna putih, abu-abu, hitam dan orange, material berupa batu alam.