dc.identifier.citation | Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Theory and Practice. London: Sage Publication. Burton, Graeme.2007. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Studi Televisi. Yogyakarta & Bandung : Jalasutra. Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori. Yogyakarta : Jalasutra. Fiske, John. 2010. Cultural and Communication Studies : Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. Gamble, Teri Kwal, Michael Gamble. 2005. Communication Work. New York: McGraw-Hill Companies. Koentjaraningrat. 1998. Pengantar Antropologi : Pokok-pokok etnografi. Jakarta: Rineka Cipta. Melalatoa, M. Junus. 1995. Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muller, Kal. 2011. Pesisir Selatan Papua. Indonesia : DW. Books. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Yogyakarta : Lkis. Samovar, A. Larry dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya : Communication Between Cultures. Jakarta: Salemba Humanika. Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. | en_US |
dc.description.abstract | ABSTRAKSI
Penelitian ini memiliki judul representasi stereotype terhadap Suku Papua
Korowai dalam film Lost In Papua. Adanya penggambaran stereotype terhadap
suku Papua Korowai yang digambarkan sebagai suku kanibal, primitif dan
kejam. Suku Korowai adalah kelompok sosial yang merupakan penduduk asal
dalam wilayah Kabupaten Merauke, provinsi Papua. Keistimewaan dari suku
Korowai adalah memiliki rumah-rumah pohon yang tinggi.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif dengan
metode analisis semiotik Roland Barthes. Analisis dilakukan per-scene yang
menunjukkan representasi stereotype terhadap suku Papua Korowai. Data ini
dianalisis berdasarkan aspek sinematografi dan aspek sosial melalui tahap
denotatif dan konotatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya representasi stereotype suku
Papua Korowai dalam film Lost In Papua sebagai suku primitif dan kanibal.
Pemakaian oposisi biner dalam tahap konotasi yang membedakan antara suku
Papua Korowai dan masyarakat Papua modern dalam hal berpakaian, tempat
tinggal, mata pencaharian, bahasa, dan kanibalisme.
Representasi mengenai stereotype terhadap suku Papua Korowai digambarkan
dalam film Lost In Papua ini dalam bentuk tanda-tanda baik secara verbal
maupun nonverbal. Penggambaran tanda-tanda ini melalui pengemasan di
dalam bentuk-bentuk seperti primitif dan kanibalisme. Stereotype terhadap suku
Papua Korowai yang masih merupakan peradaban primitif dikarenakan
masyarakat dari suku Papua Korowai belum mampu menerima budaya dari
luar dan masih mempertahankan budaya maupun adat nenek moyangnya.
Kanibalisme yang terjadi sudah mulai dihilangkan sejak tahun 1990-an . | en_US |