dc.contributor.author | Setyowati, Rini | |
dc.contributor.author | Sarbini, Dwi | |
dc.contributor.author | Rejeki, Sri | |
dc.date.accessioned | 2012-03-12T06:24:37Z | |
dc.date.available | 2012-03-12T06:24:37Z | |
dc.date.issued | 2008-04 | |
dc.identifier.citation | Adisarwanto. 2005. Kedelai. Swadaya: Jakarta. Astawan, Made, Wresdiyati, Tutik. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Tiga Serangkai: Solo. Departemen Kesehatan RI. Daftar Komposisi Bahan Makanan. 1994. Yogyakarta. Dull ., Bob J. 2002. Brand New Function . Food Industry . Nutritive Value of Rice Bran Narasinga Rao. Anonim. 2004. http//www.Gizi.com/h/0000.62819.htm. Kusharyanto dan A. Budiyanto, 1995. Upaya Pengembangan Produk Tempe Dalam Industri Pangan. Yogyakarta. Simposium Nasional Pengembangan Tempe Dalam Industri Pangan Modern. Puslitbang gizi. Lestari, E. 2004. Pengaruh Penambahan Bekatul Sebagai Bahan Pengisi Tempe Terhadap Kadar Protein Tempe Kedelai. Skripsi: UMS. Sarwono, B., 2002. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Sudarmadji, S, dkk.1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta. Suprapti, Lies M. 2003. Pembuatan Tempe. Kanisius: Yogyakarta. Susanto, T, Budi.1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT Bina Ilmu: Surabaya. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta. | en_US |
dc.identifier.issn | 1411-5174 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/417 | |
dc.description.abstract | Pada era globalisasi ini pola konsumsi masyarakat, terutama masyarakat
perkotaan atau menengah ke atas telah berkembang pola makan fast food,
yang cenderung tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro.
Salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah pembuatan tempe dengan
penambahan bekatul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan bekatul terhadap kadar serat kasar, sifat organoleptik dan daya terima
tempe kedelai. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap dengan 4 perlakuan, perlakuan A dengan penambahan bekatul 0%,
perlakuan B dengan penambahan bekatul 4%, perlakuan C dengan penambahan
bekatul 8%, perlakuan D dengan penambahan bekatul 12%. Kadar serat kasar
digunakan metode Gravimetri dan daya terima diukur dengan uji organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar serat kasar tempe kedelai
dengan penambahan bekatul 0% yaitu 4,569 gr% penambahan bekatul 4% yaitu
7,053 gr%, penambahan bekatul 8% adalah 6,362 gr%, penambahan bekatul 12
% yaitu 7,855 gr%. Sifat organoleptik tempe yang baik yaitu penambahan bekatul
0% baik itu untuk aroma, rasa, tekstur, warna dan kekompakan. Daya terima
yang paling disukai yaitu pada tempe dengan penambahan bekatul 0% (tempe A)
baik untuk warna, aroma, rasa, tekstur dan kekompakan. | en_US |
dc.subject | Bekatul | en_US |
dc.subject | Tempe Kedelai | en_US |
dc.subject | Serat Kasar | en_US |
dc.subject | Sifat Organoleptik | en_US |
dc.subject | Daya Terima | en_US |
dc.title | PENGARUH PENAMBAHAN BEKATUL TERHADAP KADAR SERAT KASAR, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN TEMPE KEDELAI ( Glycine max (L) Meriil) | en_US |
dc.title.alternative | (THE EFFECT OF SUPPLEMENTATION RICE BRAN ON CRUDE DIETARY FIBER CONCENTRATION, ORGANOLEPTIC ATRIBUTE AND ACCEPTAANCE IN SOYBEAN TEMPEH ) | en_US |
dc.type | Article | en_US |