dc.contributor.author | Basuki | |
dc.date.accessioned | 2012-03-12T07:08:19Z | |
dc.date.available | 2012-03-12T07:08:19Z | |
dc.date.issued | 2008-10 | |
dc.identifier.citation | Asroni, A., 1997. Struktur Beton I (Balok dan Plat Beton Bertulang). Surakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Asroni, A., 2001. Struktur Beton Lanjut. Surakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dipohusodo, I., 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kenneth, M. L. 1997. Reinforced Concrete Design. Singapore: Mc.Graw Hill. Kusuma, G., 1997. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga. LPMB, 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03). Bandung: Departemen Pekerjaan Umum. Murdock, L. J. and K.M. Brook. 1991. Bahan dan Praktek Beton Terjemahan Stephany Hindarko. Jakarta: Erlangga. Neville, A. M. 1987. Concrete Technology. England: Longman Group UK Limited. Wahyudi, L. 1997. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. | en_US |
dc.identifier.issn | 1411-5174 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/425 | |
dc.description.abstract | Balok beton bertulang membutuhkan penulangan yang berupa penulangan
lentur (penulangan memanjang) dan penulangan geser. Penulangan lentur
dipakai untuk menahan beban momen lentur. Penulangan geser digunakan untuk
menahan beban geser (gaya lintang) yang terjadi pada balok. Penulangan geser
balok dikenal dengan istilah penulangan sengkang. Ada beberapa macam tulangan
sengkang pada balok, yaitu tulangan sengkang vertikal, tulangan sengkang spiral,
tulangan sengkang miring. Dari ketiga bentuk tulangan sengkang tersebut di
atas, bentuk tulangan sengkang vertikal lebih sering dipergunakan pada konstruksi
balok beton bertulang karena faktor kemudahan pembuatan dan pelaksanaannya.
Tulangan sengkang vertikal dalam pembuatannya disesuaikan dengan bentuk
penampang balok beton yang akan dibuat. Untuk bentuk penampang balok beton
persegi empat, maka tulangan sengkang dibuat membentuk persegi empat pula
dengan ujung-ujung bengkokan yang saling bertemu. Ujung-ujung bengkokan
tulangan sengkang vertikal ini dibuat membentuk sudut 135° sesuai dengan
SKSNI dan ada yang dibuat membentuk sudut 90° yaitu yang sering dijumpai di
pasaran. Berdasarkan bentuk bengkokan kedua jenis tulangan sengkang vertikal,
dimungkinkan bentuk bengkokan yang membentuk sudut 135° akan lebih kuat
ikatannya dibandingkan dengan bentuk bengkokan yang membentuk sudut 90°. Penting untuk dikaji lebih jauh adalah apakah variasi bentuk bengkokan ujung
tulangan sengkang vertikal tersebut berpengaruh terhadap kuat gesernya. Sehingga
sangat menarik untuk dilakukan penelitian di laboratorium mengenai pengaruh
variasi bentuk bengkokan ujung-ujung tulangan sengkang vertikal terhadap
kekuatan gesernya pada suatu konstruksi beton bertulang. Berdasarkan hasil
penelitian terhadap balok beton bertulang dengan menggunakan tulangan
sengkang vertikal model SKSNI (bengkokan ujung 1350) dan model pasaran
(bengkokan ujung 900) didapatkan hasil bahwa kekuatan geser sengkang vertikal
model SKSNI cenderung lebih besar dibandingkan dengan kekuatan sengkang
vertikal model pasaran. Selisih kekuatan geser antara kedua jenis tulangan
tersebut cukup signifikan, yaitu berkisar antara 16,82% - 81,41%. Tulangan
sengkang vertikal model SKSNI lebih kuat dibandingkan model pasaran
disebabkan oleh adanya bengkokan ujung-ujung yang membentuk sudut 1350
, dan berdampak pada ikatan antara tulangan sengkang vertikal model SKSNI
tersebut dengan tulangan lentur menjadi lebih kuat dibandingkan ikatan pada
sengkang vertikal model pasaran. | en_US |
dc.subject | sengkang vertikal | en_US |
dc.subject | bengkokan ujung-ujung | en_US |
dc.subject | model SKSNI | en_US |
dc.subject | model pasaran | en_US |
dc.subject | kekuatan geser | en_US |
dc.title | TINJAUAN VARIASI BENGKOKAN UJUNG-UJUNG TULANGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL SKSNI DAN MODEL PASARAN TERHADAP KUAT GESER PADA BALOK BETON BERTULANG | en_US |
dc.title.alternative | THE VARIATION POINT OF VIEW OF VERTICAL FRAMING CROSSBAR BENDING POINTS BETWEEN SKSNI AND COMMON MODELS TOWARDS FRICATIVE STRENGTH IN THE REINFORCED CONCRETE BLOCK | en_US |
dc.type | Article | en_US |