Show simple item record

dc.contributor.authorBasri, Muhammad Mu’inudinillah
dc.date.accessioned2014-01-30T05:57:13Z
dc.date.available2014-01-30T05:57:13Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.isbn978-602-14087-0-4
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4275
dc.descriptionSegala puji bagi Allah yang telah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji di antara manusia siapa yang paling baik amalnya, shalawat dan salam yang sempurna dan abadi semoga tercurahkan kepada baginda kekasih dan qudwah kita Nabi Muhammad , yang memilih rindu bertemu dengan kakasihnya Allah  dari pada kekal menjadi raja. Semoga salam dan shalawat tercurahkan pula kepada para keluarga beliau yang suci, para shahabat beliau, para tabi’in dan semua yang setia mengikuti manhaj beliau sampai hari Kiamat. Kematian, demikian kata yang sering kita dengar, menjadi monster banyak orang, maka di antara hukuman yang paling menakutkan dan sering diperdebatkan adalah hukuman mati. Kematian adalah suatu keniscayaan, pasti dilalui oleh seluruh makhluk hidup. Allah berfirman, “Setiap jiwa pasti merasakan mati” (QS. Ali Imran: 185). Tapi alangkah indahnya jika kematian, bukan menjadi sesuatu yang menakutkan, bahkan menjadi suatu yang menyenangkan sehingga kehidupan menjadi suatu yang membahagiakan, dan masa setelah kematian menjadi lebih indah dari kehidupan di dunia. Sebagian para shahabat berkata ketika menghadapi kematian, “Fuztu wa rabbi ka’bah” (aku beruntung demi pemelihara Kakbah). Maka tak heran jika di antara doa Rasulullah , “Ya Allah aku mohon rindu kepadaMu” (HR. Hakim). Kalau kematian menjadi sesuatu yang menakutkan pada sebagian manusia, atau sebagian besar manusia, dan memang demikian karena Rasul juga mengatakan, “Ingatlah pemutus segala kenikmatan” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Hakim, Thabarani), “Sungguh untuk kematian ada sakarat yang sangat sakit” (HR. Thabarani No. 18608). Kalaupun kematian demikian rasanya, tapi Allah  memberi perasaan bahagia kepada sebagian manusia dalam menghadapi kematian. Kematian menjadi suatu yang indah, dan detik-detik kehidupan pun bagaimana kondisinya, miskin atau kaya, sakit atau sehat, terkenal atau tidak dikenal sesuatu yang menyenangkan pula. Maka tak heran kalau sebagian jenis kematian ini menjadi suatu anugerah pilihan dari Allah. Sebagaimana Allah katakan, “Dan itulah hari-hari yang Allah gilir di antara manusia, supaya Allah mengetahui siapa yang beriman, dan memilih di antara kalian menjadi syuhada (mati syahid)” (QS. Ali Imran: 140). Bagaimana menggapai keindahan kematian itu, apa kiatkiatnya, bagaimana profil orang yang menikmati detik-detik kematian itu, inilah yang akan diungkap oleh buku kecil ini. Dengan harapan setelah membaca buku ini, para pembaca termotivasi untuk merancang kehidupan agar lebih baik, hingga dapat mengantarkan untuk mendapatkan predikat khusnul khatimah dengan panggilan yang mesra dari Allah , “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dalam keadaan ridha dan diridhai, masuklah ke dalam golongan hamba-Ku dan masuklah ke surga-Ku” (QS. al-Fajr: 27-30).en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakarta - Pustaka AlHananen_US
dc.titleKhusnul Khatimahen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record