Show simple item record

dc.contributor.authorSarbini, Dwi
dc.contributor.authorRahmawaty, Setyaningrum
dc.contributor.authorKurnia, Pramudya
dc.date.accessioned2012-03-13T02:56:46Z
dc.date.available2012-03-13T02:56:46Z
dc.date.issued2009-04
dc.identifier.citationDamayanthi, Evi., Tiong Tjing, Liem., Arbianto, Lily. 2007. Rice Bran. Penebar Swadaya, Jakarta Hermansen, K., Hansen, B., Jacobsen, R., Clausen, P., Dalgaard, M., Dinesen, B., Holst, J. J., Pedersen, E., & Astrup, A. 2005. Effects of soy supplementation on blood lipids and arterial function in hipercholesterolaemic subjects. European Journal sf Clinical Nutrition. 59: 843-850. Lasekan, J. B., Ostrom, K. M., Jacobs, J. R., Blatter, M. M., Ndife, L. I., & Gooch, W. M. 1999. Growth of newborn, term infants fed soy formulas for one year. Clin. Pediatr. 38: 563-571. Lidiasari dkk 2006. Pengaruh Perbedaan Suhu Pemanasan terhadap Sifat Kimia dan Fisika Tepung Tapai. Mark, J., M. 1999. Legumes and soybeans: overview of their nutrirional profiles and health effects. Am J Clin Nutr. 70 (suppl): 439S-50S. Mendez, M. A., Mary, S. A., & Lenore, A. 2002. Soy-Based Formulae and Infant Growth and Development: A review. American Society for Nutritional Sciences: 2127-2130. Russell, J., Merritt, & Belinda, H. J. 2004. Safety of Soy-Based Formulas Containing Isoflavones: The Clinical Evidence. American Society for Nutritional Sciences: 1220S- 1224S. Setyowati, Rini. 2006. Pengaruh Penambahan Bekatul Terhadap Kadar Serat Kasar, Sifat Organoleptik Dan Daya Terima Pada Pembuatan Tempe Kedelai (Glycine Max (L) Meriil). Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Ilmu Kesehatan , UMS Zhan, S. & Suzanne, C. 2005. Meta-Analysis of The Effects of Soy Protein Containing isoflavones on the lipid profile. Am J Clin Nutr. 81: 397-408.en_US
dc.identifier.issn1411-5174
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/430
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menemukan formulasi Biskuit Tempe Bekatul yang memiliki kualitas paling baik ditinjau dari sifat fisik, organoleptik, daya simpan dan analisis zat gizi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan ranangan acak lengkap. Formulasi tempe dan bekatul dibagi 3 kelompok (A, B, dan C). Setiap kelompok diberi fortifikasi Fe dan Zn, sedangkan rasio tempe dan bekatul untuk masing-masing kelompok adalah 1:1 (A), 3:1 (B), and 7:3 (C). Tingkat kesukaan, uji organoleptik, kandungan zat gizi biskuit pada setiap kelompok dianalisis menggunakan uji kesukaan dengan panelis semi terlatih, Total Plate Count (TPC), uji Kjeldahl, Socxhlet, dan Spectrofotometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein biskuit ke-3 formula berbeda signifikan (p<0.001), dimana biskuit C memiliki kandungan protein tertinggi (20.14 g/100 g). Berdasar uji mikrobiologis tampak bahwa semua biskuit pada penyimpanan hari ke-35 masih sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, dimana jumlah koloni <1x106 koloni/g, biscuit C menunjukkan jumlah koloni terkecil. Biskuit yang paling disukai dari segi warna, tekstur, dan rasa adalah biskuit C ( p=<0.01), sedangkan untuk aroma adalah biskuit B.en_US
dc.subjectBiskuiten_US
dc.subjectbekatulen_US
dc.subjecttempeen_US
dc.subjectorganoleptiken_US
dc.subjectkandungan zat gizien_US
dc.titleUJI FISIK, ORGANOLEPTIK, DAN KANDUNGAN ZAT GIZI BISKUIT TEMPE-BEKATUL DENGAN FORTIFIKASI Fe DAN Zn UNTUK ANAK KURANG GIZIen_US
dc.title.alternativeFISICAL, ORGANOLEPTIC, AND FOOD CHEMICAL ANALYSIS OF BISCUET TEMPEH-RICE BRAN FORTIFIED BY Fe AND Zn FOR UNDERNUTRITION CHILDRENen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record