Ketidaksantunan dan Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Islam Serta Dampaknya terhadap Pembentukan Karakter
dc.contributor.author | Ngalim, Abdul | |
dc.date.accessioned | 2014-03-18T07:19:40Z | |
dc.date.available | 2014-03-18T07:19:40Z | |
dc.date.issued | 2014-01-25 | |
dc.identifier.citation | Bahreisy, Salim. 1987. Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT Alm’arif Keykhayee, Maryam. 2013. The Relationship of the Type and Number of Impoliteness Strategies Employed by Sistani Students with Addressee’s Power and Gender. International Journal of Basic Sciences & Applied Research 2 Muslich, Masnur. 2007. Kesantunan Berbahasa :Sebuah Kajian Sosiolinguistik. http://muslichm.blogspot. com/2007/04/kesantunan-berbahasa-sebuahkajian.html Ngalim, Abdul. 2013. “Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Sosiolinguistik” dalam Markhamah dan Miftahul Huda, Kesantunan Berbahasa dalam berbagai Perspektif. Cetakan Pertama. Surakarta: Magister Pengkajian Bahasa, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Saurakarta. ----------. 2013. Sosiolinguistik : Suatu Kajian Fungsional dan Analisisnya. Cetakan Pertama. Surakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tim, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka. Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Departemen Agama RI Edisi 2002, 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Karya Toha Putra. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-636-156-4 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/4363 | |
dc.description.abstract | Artikel ini ditulis sebagai salah satu bagian pemahaman penulis terhadap beberapa hal terkait dengan ketidaksantunan berbahasa dalam perspektif Islam dan dampaknya terhadap pembentukan karakter atau akhlak mulia. Ketidaksantunan berbahasa dalam persepektif Islam, ditandai dengan pelanggaran atau penyimpangan bertutur, sehingga bertentangan dengan aturan atau syariah Islam yang dituangkan dalam AlQur’an dan Hadis. Dalam Al-Qur’an, ketidaksantunan tampaknya diawali oleh setan pada saat membujuk Nabi Adam dan Kawa agar makan buah larangan | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | ketidaksantunan berbahasa | en_US |
dc.subject | perspektif Islam | en_US |
dc.subject | pembentukan karakter | en_US |
dc.title | Ketidaksantunan dan Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Islam Serta Dampaknya terhadap Pembentukan Karakter | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Prosiding Seminar Nasional Magister Pengkajian Bahasa UMS 2014
Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter