dc.identifier.citation | Anggraeni, Astri Widyaruli. 2010. “Sistem Sapaan antara Masyarakat Jawa, Madura, dan Using di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.” Tesis. Program Studi Linguistik. FIB UGM. Diana, Irma. 2005. ”Sistem Sapaan Bahasa Serawai: Analisis Sapaan di Kabupaten Seluma, Bengkulu.” Tesis. Program Studi Linguistik. FIB UGM. Fauzia. 2011. ”Sapaan di Lingkungan Batalyon Infanteri 403 Yogyakarta Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: UI Press. Kumaidi. 2006. “Sapaan di Lingkungan Pondok Pesantren: Studi Kasus pada Pondok Pesantren Kabupaten Jember.” Tesis. Program Studi Linguistik UGM. Mansyur, Firman Alamsyah. 2013. “Sistem Sapaan dalam Bahasa Wolio Kajian Sosiolinguistik.” Tesis. Program Studi Linguistik UGM. Nadaraning, Abdulloh. 2012 “Kata Sapaan dalam Bahasa Melayu Dialek Thailand Selatan.” Tesis. Program Studi Linguistik. Fakultas Ilmu Budaya UGM. Subiyatningsih, Foriyani. 2005. “Sistem Sapaan Bahasa Madura Dialek Sumenep : Kajian Sosiolinguistik”. Tesis. Program Studi Linguistik. Fakultas Ilmu Budaya UGM. Suminar, Cucu. 2013. “Sistem Sapaan Bahasa Sunda”. Tesis. Program Studi Linguistik. FIB UGM. Tim Pustaka Phonix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Media Pustaka Phonix. Yuliati, Ani. 2007. “Bentuk Sapaan antar Anggota Keluarga dalam Bahasa Jawa: Studi Kasus di Dusun Suntn, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul-DIY.” Tesis. Program Studi Linguistik. Fakultas Ilmu Budaya UGM. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian singkat ini bertujuan mengidentifikasi sapaan dalam judul berita, artikel,
opini, atau iklan di koran nasional, yakni Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Kompas,
dan Koran Tempo yang terbit tahun 2012-2013 berdasarkan satuan lingual yang
digunakan, makna semantik, serta fungsi sapaan. Berdasarkan satuan lingual yang
digunakan sapaan dalam keempat judul berita, artikel, opini, atau iklan tergolong
frasa, yakni frasa nominal. Adapun secara semantik, sapaan pada judul di empat
koran tersebut berkaitan dengan sapaan nama diri, jabatan dan profesi, gelar, julukan,
dan persahabatan. Adapun fungsí sapaan yang muncul adalah fungsí memanggil,
menghormati, dan mengejek. Pemanfaatan potensi sapaan dalam judul
mengindikasikan bahwa wartawan memiliki kepekaan sosial, yakni melestarikan
nilai kearifan lokal dengan diksi yang familiar di lingkungan narasumber yang
diberitakan. Menjadi kesadaran bagi penulis berita untuk bertindak sesuai dengan
konvensi masyarakat. Maksudnya adalah hal yang menjadi sakral atau dihormati
masyarakat, oleh wartawan pun akan dijunjung tinggi, seperti penggunaan sapaan.
Wartawan menggunakan prinsip harmonisitas dengan narasumber yang diberitakan. | en_US |