Bahasa dan Perilaku Santun Menuju Budaya Santun
dc.contributor.author | Pardi | |
dc.date.accessioned | 2014-03-18T08:18:47Z | |
dc.date.available | 2014-03-18T08:18:47Z | |
dc.date.issued | 2014-01-25 | |
dc.identifier.isbn | 978-979-636-156-4 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/4369 | |
dc.description.abstract | Masyarakat awam sering kali memandang bahwa kesantunan berbahasa dan berperilaku merupakan bagian dari karakter budaya seseorang atau masyarakat. Pandangan itu membatasi pemikiran bahwa berbudaya santun sebatas sebagai kewajiban budaya. Padahal, jika dirunut secara lebih jauh dan mendalam, kesantuan berbahasa dan berperilaku merupakan hakikat keyakinan yang paling mendasar, yakni keyakinan ibadah seseorang kepada Tuhannya. Dalam kaidah agama Islam, perintah untuk berbahasa dan berperilaku santun merujuk terhadap sifat atau karakteristik Allah SWT. Karakteristik santun Allah SWT | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.title | Bahasa dan Perilaku Santun Menuju Budaya Santun | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Prosiding Seminar Nasional Magister Pengkajian Bahasa UMS 2014
Ketidaksantunan Berbahasa dan Dampaknya dalam Pembentukan Karakter