dc.identifier.citation | Anonim, 2006, Buku Informasi Kota Solo, Badan Informasi dan Komunikasi Kota Surakarta, Surakarta. Azizahwati, Kurniadi, M., Hidayat, H., 2007., Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV, (1), 7-8, Departeman Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia Depok. Djalil, A.D., Hartanti, D., Rahayu, W.S., Prihatin, R., Hidayah, N., 2005, Identifikasi Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang, Jurnal Farmasi, Vol. 03, (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto. Ecasean, 2004, Identification of Prohibited Colorants in Cosmetic Products by TLC and HPLC, (online), (http://www.ecasean.com/harmonised colorants.pdf, diakses tanggal 29 Desember 2007). Merck Index, 2006, Chemistry Constant Companion, Now with a New Additon, Ed 14Th, 1410, 1411, Merck & Co., Inc, Whitehouse Station, NJ, USA. Nawawi, H., 1995, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, 63, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Soeprijono, P., Poerwanti, Widayat, Jumaeri, !974, Serat-serat tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 134-136, cit: Kurnia, D.C.D., 2005, Analisis Zat Warna Pada Saos Yang Beredar di Yogyakarta Dengan Metode Kromatografi Kertas dan Spektrofotometri UVVis, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Suhartini, 2007, Wawancara Pribadi , 5 November 2007. | en_US |
dc.description.abstract | Rhodamin B merupakan suatu pewarna sintetik yang digunakan untuk mewarnai tekstil,
sering kali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, salah satunya adalah
jajanan pasar. Rhodamin B menyebabkan pembesaran hati, ginjal, dan limfa diikuti
perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
adanya penggunaan rhodamin B dalam jajanan pasar. Sebelum pengambilan sampel
dilakukan penyebaran kuisioner terhadap pedagang dan konsumen tentang pengetahuan
mereka terhadap pewarna. Sampel jajanan pasar diambil di enam pasar Kecamatan Laweyan
Kotamadya Surakarta. Selanjutnya sampel dipreparasi dengan serapan benang wol,
dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV
254 nm dan 366 nm serta pereaksi semprot HCl pekat dan H2SO4 pekat. Data yang diperoleh
dianalisis dengan metode deskriptif. Berdasarkan data angket, diketahui bahwa sebagian
besar pedagang tidak dapat membedakan pewarna alami dan sintetik dan hanya 5,3%
pedagang serta 12% konsumen yang tahu mengenai pewarna sintetik yang diijinkan. Pada
umumnya pedagang tidak mengetahui efek negatif yang bisa ditimbulkan oleh beberapa
pewarna sintetik, hal ini karena tingkat pendidikan mereka yang rendah (47,37% pedagang
tidak berpendidikan). Analisis dengan KLT menunjukkan dari 41 sampel yang diperiksa
didapatkan 15 sampel mengandung rhodamin B. Berdasarkan penelitian ini terdapat 42,86%
di pasar Kadipolo, 25% di pasar Kembang, 50% di pasar Purwosari, 33,33% di pasar
Jungke, 75% di pasar Penumping, 22,22% di pasar Kleco mengandung rhodamin B. | en_US |