dc.identifier.citation | Amoako-Gyampah, K., and Acquaah, M., 2008, “Manufacturing Strategy, Competitive Strategy and Firm Performance: An Empirical Study in a Developing Economy Environment”, Int. J. Production Economics 111, pp 575-592. Avella, L., Fernandez, E., and Vazquez, C.J., 2001, “Analysis of Manufacturing Strategy as an Explanatory Factor of Competitiveness in the Large Spanish Industrial Firm”, Int. J. Production Economics, Volume 72, pages 139-157. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2010, Direktori Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Jawa Timur 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2011, “Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Jawa Timur Triwulan I tahun 2011,” Berita Resmi Statistik No. 29/05/35/Th. IX, 2 Mei 2011. Demeter, K., 2003, “Manufacturing Strategy and Compepetitiveness”, International Journal of Production Economics”, Volumes 81-82, Pages 205-213. Kim, W.C., and Mauborgne, R., 2009, “Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru), Ciptakan Ruang Pasar Tanpa Pesaing dan Biarkan Kompetisi Tak Lagi Relevan”, Harvard Business School Publishing Corporation. Maisaroh, S., 2007, Peningkatan Daya Saing melalui Konsep Value Chain dan Kemitraan, AKMENIKA UPY, Volume 1, 2007. Miltenburg, J., 2008, “Setting Manufacturing Strategy for a Factory-within-a-factory”, . J. Production Economics 113, pp 307-3223. Saaty, Thomas L., (1993). “Pengambilan Keputuan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Kompleks”. Seri Manajemen No. 134. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo. Sirikrai, S.B., Tang, J.C.S., 2006, “Industrial Competitiveness Analysis : Using the Analytic Hierarchy Process”, The Journal of High Technology Management Research, Volume 17, Issue 1, Pages 71-83. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini mengusulkan kriteria daya saing industri makanan minuman dan tembakau
(mamintem) sebagai bagian dari pengembangan model daya saing industri manufaktur
berdasarkan klasifikasi ISIC 2 digit. Penelitian ini menggunakan pendekatan AHP (Analytical
Hierarchy Process) sebagai salah satu metode untuk memutuskan diantara kriteria yang
kompleks dalam tingkatan yang berbeda.Seluruhelemen penelitian disusun berdasarkan pedo
man strukturisasi dalam AHP.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada level kriteria
bobotnya adalah 0,54untuk kriteria manufacturing strategy, 0,10untuk kriteria competitive
strategy, 0,22untuk kriteria kemitraan/kolaborasi, dan 0,14untuk kriteria teknologi. Pada level
sub kriteria pertama yaitu manufacturing strategy bobotnya adalah 0,56untukcost, 0,13
untukquality, 0,22 untukdelivery dan 0,8 untuk flexibility. Pada level sub kriteria yang kedua
yaitu competitive strategy bobotnya adalah 0,19 untukcost leadership, 0,13 untuk differentiation,
dan 0,69 untuk gabungan antara cost leadership & differentiation. Pada level sub kriteria yang
ketiga yaitu kemitraan/kolaborasi bobotnya adalah 0,49 untuk kemitraan internal, 0,15untuk
kemitraan dengan pemasok, 0,10untuk kemitraan dengan pelanggan dan 0,25untuk kemitraan
dengan pesaing potensial. Sedangkan pada level sub kriteria yang keempat yaitu penggunaan
teknologi bobotnya adalah 0,49untuk existing production capability, 0,25untuk access to new
technology, 0,06untuk process improvement capability, 0,13untuk product improvement
capability dan 0,07untuk new product development capability. | en_US |