Pendekatan Sederhana untuk Formulasi Model Ukuran Lot Gabungan Single-Vendor Multi-Buyer
dc.contributor.author | Prasetyo, Hari | |
dc.date.accessioned | 2014-07-08T07:10:14Z | |
dc.date.available | 2014-07-08T07:10:14Z | |
dc.date.issued | 2014-03-27 | |
dc.identifier.citation | BANERJEE, A. 1986. A joint economic-lot-size model for purchaser and vendor. Decision Sciences, 17, 292–311. BANERJEE, A. & BURTON, J. S. 1994. Coordinated vs. independent inventory replenishment policies for a vendor and multiple buyers. Int. J. Production Economics, 215–222. BANERJEE, A. & KIM, S.-L. 1995. An integrated JIT inventory model. International Journal of Operations & Production Management, 15, 237–244. BEN-DAYA, M., DARWISH, M. & ERTOGRAL, K. 2008. The joint economic lot sizing problem: Review and extensions. European Journal of Operational Research, 185, 726– 742. GLOCK, C. H. 2012. The joint economic lot size problem: A review. International Journal of Production Economics, 135, 671–686. GOYAL, S. 1977. An integrated inventory model for a single product system. Operational Research Quarterly, 539–545. HILL, R. M. 1997. The single-vendor single-buyer integrated production–inventory model with a generalized policy. European Journal of Operational Research 97, 97, 493–499 HOQUE, M. A. 2008. Synchronization in the single-manufacturer multi-buyer integrated inventory supply chain. European Journal of Operational Research, 811–825. JOGLEKAR, P. N. 1988. Comments on" A quantity discount pricing model to increase vendor profits". Management Science, 1391–1398. KIM, S.-L. & HA, D. 2003. A JIT lot-splitting model for supply chain management: Enhancing buyer–supplier linkage. Int. J. Production Economics, 86, 1–10. SIAJADI, H., IBRAHIM, R. N. & LOCHERT, P. B. 2006. A single-vendor multiple-buyer inventory model with a multiple-shipment policy. Int J Adv Manuf Technol, 27, 1030– 1037. | en_US |
dc.identifier.issn | 2337-4349 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/4532 | |
dc.description.abstract | Integrasi kebijakan produksi dan persediaan antara pemasok dan distributor mampu mengurangi total ongkos dari sistem. Untuk kasus sistem rantai pasok dengan satu pemasok dan beberapa distributor, peneliti telah berhasil merumuskan model ukuran lot gabungan pemasok-distributor. Pada kasus ini urutan pengiriman ke distributor ikut menentukan pengurangan total ongkos rantai pasok. Pengurutan pengiriman berdasarkan waktu interval pengiriman terpendek dari tiap distributor mampu meminimalkan total ongkos sistem rantai pasok. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya tidak berhasil menunjukkan bukti analitis atas algoritma pengurutan tersebut. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ulang model matematika untuk ukuran lot gabungan pemasok-distributor pada kasus single-vendor multibuyer dengan pendekatan yang lebih sederhana. Pendekatan persediaan total sistem rantai pasok digunakan untuk merumusakan rata-rata persediaan di pemasok. Hasil penelitian ini, selain model matematika yang merepresentasikan kasus yang dikaji juga bukti analitis bahwa pengurutan berdasarkan interval pengiriman terpendek akan meminimalkan dead stock di keseluruhan sistem rantai pasok. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | dead stock | en_US |
dc.subject | lot gabungan | en_US |
dc.subject | persediaan | en_US |
dc.subject | rantai pasok | en_US |
dc.subject | single-vendor multi-buyer | en_US |
dc.title | Pendekatan Sederhana untuk Formulasi Model Ukuran Lot Gabungan Single-Vendor Multi-Buyer | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
IENACO (Industrial Engineering National Conference) 2014
Efisiensi dan Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional