Pengembangan Model Penjadwalan Dinamis Flexible Flow Shop 3 Stages untuk Meminimasi Weightedtardiness dengan Sistem Lelang
Abstract
Permasalahan penjadwalan pada mesin merupakan permasalahan yang terus
berkembang dan bervariatif. Perkembangan penjadwalan mesin ini adalah karena tuntutan
terhadap respon cepat dan tepat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang berhubungan
dengan sistem respon. Sementara variasi penjadwalan muncul karena banyaknya sistem
produksi di perusahaan yang digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen, baik terkait
sistem produksi yang digunakan maupun kebijakan perusahaan terkait dalam proses
produksi serta dengan memperhatikan kriteria performansi yang diharapkan/ditetapkan dari
konsumen. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab permasalahan flexible flow shop
dengan 3 proses operasi pada job yang dikerjakan. Setiap job akan diproses pada 3 buah
mesin dimana setiap tahap proses (operasi) memiliki pilihan mesin (mesin lebih dari 1 unit
yang tersedia untuk proses yang sama). Permasalahan lainnya adalah adanya job yang
datang pada saat jadwal sudah dibuat untuk job yang sudah ada sebelumnya, artinya
permasalahan model penjadwalan ini adalah penjadwalan job dinamis. Model Penjadwalan
Lelang dengan Routing Alternatif (2011) menjadi model referensi utama dalam penelitian
ini. Model Lelang dengan Routing Alternatif (2011) membahas tentang penjadwalan flexible
flow shop 2-stages dengan sistem lelang, namun masih merupakan penjadwalan statis. Job
diketahui dari awal penjadwalan dan tidak ada job baru yang datang pada saat jadwal
sudah dieksekusi. Sistem lelang dipilih karena menurut Kutanoglu (1999) bahwa sistem
lelang adalah sistem penjadwalan terdestralisasi (decentralized scheduling). Keunggulan
penjadwalan terdesentralisasi adalah kemampuannya yang tangguh (robust) dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan baik perubahan dari job maupun perubahan dari mesin.
Prinsip dinamisnya dikembangkan dari penelitian Liu et. al.(2007), Dewan P. et. al. (2002),
dan Ilhami (2010) bahwa dengan pengambilan keputusan job mana yang akan diproduksi
dilakukan pada saat terjadi perubahan status mesin. Sistem lelang menyerahkan pada
mekanisme lelang untuk menentukan job mana yang akan dikerjakan kemudian dan
keputusannya diambil pada saat waktu (t) secara periodik. Pengambilan keputusan dapat
dilakukan kapan saja setelah adanya perubahan status mesin khususnya pada saat mesin
tidak sedang digunakan. Model penjadwalan ini diujicobakan pada studi kasus sederhana
untuk dilakukan analisa terhadap fleksibilitasnya dalam menghadapi dinamika sistem.
Hasilnya didapati bahwa model penjadwalan ini memiliki kemampuan untuk merespon
terhadap job baru yang masuk di tengah-tengah proses produksi sekaligus mampu memilih
jadwal terbaik untuk menghasilkan kriteria performansi yang lebih baik pula.