dc.identifier.citation | Bedworth, Bailey. 1998. Integrated Production Control System, John Wiley and Sons, Inc. Ben Daya, M., Hariga, M.2004.Integrated single vendor single buyer model with stochastic demand and variable lead time.International Journal of Production Economics, No.92, 7580. Jauhari, W, Ahmad., Pujawan, Nyoman., Wiranto, S, Eko., 2009, Model Joint Economic Lot SizePada Kasus Pemasok-Pembeli Dengan Permintaan Probabilistik, Jurnal Teknik Industri, Vol 11, hal 1-14. Nur Bahagia.S. 2006. Sistem Inventori , Institut Teknologi Bandung, Bandung. Sugiyono.2011. Usulan Pengendalian Persediaan Produk Kursi Lipat (Folding Chair) dengan Menggunakan Metode Joint Economic Lot Size di PT. Chitose Indonesia.Srkipsi, Fakultas Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Tersine, Richard J. 1994. Principles of Inventory and Material Management, Prentice-Hall International, Inc., USA. Smith, Spencer B. 1989. Computer Based-Production and Inventory Control, Prentice-Hall International, Inc., USA. | en_US |
dc.description.abstract | Persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan
antar rantai pasok. Kurangnya integrasi yang baik dalam pelaku rantai pasok dapat menyebabkan
kerugian bagi satu atau beberapa pihak yang tentunya akan melemahkan daya saing rantai pasok
tersebut. Untuk itu sangat diperlukan integrasi antara pelaku dalam jaringan rantai pasok.Hal ini
masih terjadi pada PT. “X” sebagai pemasok yang memproduksi kursi lipat untuk memenuhi
permintaan pembelinya, dimana kebijakan pemesanan dan produksinya masih dilakukan masingmasing
dan
tanpa
integrasi.
Untuk
itu akan diusulkan model integrasi antara pemasok dan pembelinya, dimana permintaannya
bersifat probabilistik dan lead time pengiriman berubah terhadap jumlah pemesanan yang dilakukan.
Pemasok saat ini menggunakan model Economic Production Quantity (EPQ) berdasarkan pada
permintaan rata-rata dari pembeli, sedangkan pada pembeli menggunakan kebijakan pemesanan
periodic review (t,E).
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, total biaya persediaan di pemasok adalah Rp.
66.678.592,51 per tahun dan total biaya persediaan di pembeli adalah Rp. 12.414.208,96 per tahun,
sehingga total biaya persediaan di pemasok dan pembeli adalah Rp. 79.092.801,47 per tahun. Pada
model integrasi pemasok dan pembeli diperoleh total biaya persediaan adalah Rp. 48.597.551,71 per
tahun, sehingga diperoleh penghematan biaya persediaan sebesar Rp. 30.495.249,76 per tahun atau
38,56%. | en_US |