Show simple item record

dc.contributor.authorAl-Ma’ruf, Imron
dc.contributor.authorWahyudi, Agus Budi
dc.contributor.authorRahmawati, Laili Etika
dc.date.accessioned2014-08-07T07:11:49Z
dc.date.available2014-08-07T07:11:49Z
dc.date.issued2012-09
dc.identifier.citationAl-Ma’ruf, Ali Imron. 2004. “Pemilihan Bahan Ajar Sastra” Makalah dalam Seminar Nasional Sastra dan Pembelajarannya di Sekolah pada tanggal 19 April 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. _______. 2012. “Strategi Pembelajaran Sastra yang Mencerahkan: Sebuah Pendekatan Andragogi”. Makalah dalam Seminar Nasional dengan tema ‘Pembelajaran Seni Budaya yang Membebaskan’ dalam rangka Pekan Seni Mahasiswa PTM Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh LSBO PP Muhammadiyah di UM Makassar, 15 September 2012. Artika, I Wayan. 2002. “Diskusi Pasca Membaca Karya: Catatan Pembelajaran Sastra dari Sebuah SMU Negeri di Kota Singaraja, Bali Utara”. Makalah pada PILNAS HISKI XIII 8-10 September 2002 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Ditjen Dikdasmen. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas RI. 2004. Pedoman Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Depdiknas. Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran, Gestal, Strukrural, Strukturalisme Genetik, Semiotik, Resepsi Sastra, Analisis Wacana. Bandung: Nuansa. Harimansyah, Ganjar, N. Marliana, Lia dan Widodo, Edi Rakhmat. 2005. “Uji Kompetensi Guru Bidang Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) Perlu atau Tidak?”. Makalah dalam Konferensi Internasional Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18- 21 Agustus 2005 di Swarna Dwipa Palembang. Hasjim, Nafron dkk. 2001. Pedoman Penyusunan Bahan Penyuluhan Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Ismail, Taufik. 2000. “Tentang Cara Menjadi Bangsa Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis Pula sehingga Jelas di Dunia Kita Pakar Terkemuka”, dalam Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Depdiknas. _______. 2002. “Setelah Menguap dan Tertidur 45 Tahun” dalam Jabrohim dkk. (Ed). 2002. Dinamika Global-Lokal dalam Perkembangan Sastra. Yogyakarta: Pertemuan Ilmiah Nasional Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia XIII. Knowles, Malcolm. 1986. The Modern Practice of Adult Education: Andragogy Versus Pedagogy. New York: Association Press. Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers and Trainers. United Kingdom: Cambridge University Press. Permenpan. 2009. Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kemenpan & Reformasi Birokrasi. PP Muhammadiyah. 2010. Profil Satu Abad Muhammadiyah. Yogjakarta: PP Muhammadiyah. Prayitno, Harun Joko. 1995. “Penyuluhan bagi Guru mengenai Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan SMA Muhammadiah Se Kabupaten Blora”. Laporan Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universittas Muhammadiyah Surakarta. Puskur Kemmendikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MPBSI SD, SMP, SMA/ K/MA. Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. “Bagaimana Sastra Membangun Bangsa” dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera. Sayuti, Suminto A. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa Catatan”, dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiateraen_US
dc.identifier.issn1410-9344
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4643
dc.description.abstractProblems faced by the teacher-partners Indonesian language and literature at the high school Muhammadiyah Karanganyar-are: (1) lack of pedagogic competence in applying their learning strategies of Indonesian literature is enlightening students, (2) lack of competence so that they give more priority compose language skills; (3) in their learning is more oriented on the theory and history of literature is boring and rarely presents a critique/review of literature that can motivate students to compose, (4) they rarely present the creative literary writing poetry/short story for example, (5) they rarely do evaluation of learning which is able to measure the students’ creativity and appreciation compose. Problem resolution process are: (1) they were invited to attend training and workshops; begins with the deepening development of learning materials on Indonesian literature is enlightening students, (2) workshops/training and assistance in developing the innovative device of literary learning strategies, teaching materials, media, to evaluation and lesson Plan (RPP), (3) facilitation of the peer teaching practices that emphasized the learning of criticism/review of literature, reading and writing creative literature, and evaluation of learning. The result is their pedagogic competence in teaching literature experienced a significant increase in both the mastery of innovative instructional strategies, instructional materials, media, and compose competency assessment, and instructional practices.en_US
dc.publisherLPPM UMSen_US
dc.subjectguru bahasa dan sastra Indonesiaen_US
dc.subjectpengembangan kompetensi paedagogiken_US
dc.subjectpembelajaran sastra inovatifen_US
dc.titlePakom Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Muhammadiyah Se-Kabupaten Karanganyar Dalam Pengembangan Pembelajaran Sastra yang Mencerahkan Siswaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record