dc.identifier.citation | Mclennan, (2004), "The Philosophy of Sustainable Design", Ecotone LLC, Missouri. Insall, D., (2008), “Living Building, Architectural Conservation: Philosophy, Principles and Practice”, The Images Publishing Group Pty, Victoria. Koentjoroningrat, (1974), “Kebudayaan Mentalieit dan Pembangunan”, Gramedia, Yogyakarta Mangunwijaya, Y.B., (1992), “Wastu Citra”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Manurung, P., (2011), “Belajar Kearifan Arsitektur Nusantara Melalui Service-Learning”, Prosiding Seminar Nasional RAPI ke 10 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 13 Desember 2011. Manurung, P., (2011), “The Astuteness of Toraja’s Traditional Architecture”, Indonesia Design Magazine, Vol.8. No.45. Jul-Aug 2011,hlm. 100-103. Manurung, P., (2012), “Omo Hada: A Picture of Beauty”, Indonesia Design Magazine, Vol.9. No.48. Jan-Feb 2012,hlm. 88-92. Sassi, P., (2006), “Strategies for Sustainable Architecture”, Taylor & Francis inc. New York Schefold, R; Domenig, G; Nas, P., (2003), “Indonesia Houses”, KITLV Press, Leiden Smith, P., (2001), “Architecture in a Climate of Change: A guide to sustainable design”, Architectural Press, Woburn Williamson, T; Radford, A; Bennets, H., (2003), “Understanding Sustainale Architecture”, Spon Press, London | in_ID |
dc.description.abstract | Arsitektur berkelanjutan menjadi satu hal yang sangat populer di era modern, di saat tingkat
kepadatan kota semakin tinggi, dan ruang-ruang terbuka hijau semakin berkurang, dan penggunaan
energi terbarukan pun jauh panggang dari api. Kesadaran akan pentingnya konsep keberlanjutan pun
muncul. Hubungan bangunan dengan konteksnya, menjadi pertimbangan dalam proses desain. Dalam
menuju konsep berkelanjutan, kita dapat belajar dari kearifan arsitektur nusantara. Kekayaan budaya
dan keberagaman kondisi alam membawa keberagaman arsitektur di nusantara. Tulisan ini
mempelajari bagaimana arsitektur nusantara mengakomodasi konsep keberlanjutan, baik dalam
memanfaatkan energi terbarukan, menentukan sistem struktur bangunan, serta proses dalam
menentukan bentuk, ruang serta material yang digunakan. Dalam upaya memahami hal tersebut,
metode yang dilakukan adalah dengan melakukan kajian atau tinjauan teoritis dan mempelajari
beberapa arsitektur tradisional yang ada di beberapa daerah di tanah air, seperti rumah Banjar,
rumah Dayak, rumah Nias dan rumah Karo. Dari tinjauan teoritis dan kajian terhadap arsitektur
tradisional nusantara didapatkan bahwa arsitektur tradisional telah memiliki konsep keberlanjutan
dan hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi proses perencanaan dan perancangan bangunanbangunan
modern. Proses perancangan dengan tetap menjalin harmoni dengan alam, menjadi
menjadi kekuatan dalam menghasilkan desain yang berkelanjutan. | in_ID |