dc.identifier.citation | Azizah, Ronim dan Qomarun (2011). Rekayasa Kenyamanan Termal pada Bangunan Rumah di Perkotaan,Prosiding RAPI X Fakultas Teknik UMS, Surakarta. Bappeda Surakarta (2009). Peraturan Daerah No. 8/2009 tentang Bangunan, Pemerintah Kota Surakarta, Solo. Frick, Heinz dan Mulyani, Tri Hesti (2008). Arsitektur Ekologis: Konsep Arsitektur Ekologis di Iklim Tropis Penghijauan Kota dan Kota Ekologis, serta Energi Terbarukan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Frick, Heinz, Ardiyanto, A. dan Darmawan, A. (2007). Ilmu Fisika Bangunan: Pengantar Pemahaman Cahaya Kalor, Kelembaban, Iklim, Gempa Bumi, Bunyi dan Kebakaran, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Givoni, Baruch (1998). Climate Consideration in Building and Urban Design, Van Nostrand Reinhold, New York. | in_ID |
dc.description.abstract | Paper ini berupaya menjelaskan tentang alternatif solusi desain dalam mendapatkan kenyamanan
termal meskipun tanpa adanya halaman di belakang rumah. Dengan digantikannya halaman
belakang menjadi ruang-ruang fungsional, seperti yang terjadi di rumah-rumah perkotaan saat ini,
maka kenyamanan fisika bangunan menjadi hilang. Fenomena itulah yang menjadi latar belakang
dalam kegiatan riset ini. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, yaitu diawali dengan
pembuatan desain, dilanjutkan dengan pembangunan dan diakhiri dengan pegujian kenyamanan
termal. Pada tahap desain, maka dirancang model ventilasi vertikal melalui peniadaan dinding
belakang dan pemberian jarak bebas sebesar 30cm dari dinding tetangga. Setelah selesai tahap
desain dan pembangunan, maka dilakukan tahap pengujian di rumah yang berlokasi di Karangasem
Laweyan Solo ini. Pengujian dilakukan pada tanggal 17 September 2014 dalam 6 rentang waktu,
yaitu: (1) jam 06.00; (2) jam 09.00; (3) jam 12.00; (4) jam 15.00; (5) jam 19.00; dan (6) jam 22.00.
Uji termal ini dilakukan dengan cara mengukur suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin pada
28 Titik Ukur (TU). Lokasi TU itu tersebar di 3 tempat, yaitu: (1) di jalan depan rumah; (2) di
eksterior rumah; dan (3) di interior rumah. Alat yang digunakan adalah LM-81HT dan LM-81AM.
Hasil dari pengukuran termal ini menunjukkan bahwa model rumah berventilasi vertikal ini mampu
menurunkan suhu rata-rata hingga 2 derajat celcius dari kondisi luar rumah pada saat cuacanya
panas-terik di siang hari. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan bahwa ada terjadi pergerakan
udara dalam ruang dengan kecepatan rata-rata 0,1m/dt dan suhu ruang rata-rata 28,3 derajat
celcius. Kesimpulan dari riset ini adalah solusi rumah berventilasi vertikal terbukti mampu mencapai
status kenyamanan termal, karena standar ruangnya adalah jika ada angin berkecepatan 0,1-1,0m/dt
maka suhu nyamannya mempunyai rentang 25-35 derajat celcius. | in_ID |