Show simple item record

dc.contributor.authorSupriyono
dc.contributor.authorListiati, Etty E
dc.date.accessioned2015-03-17T07:01:14Z
dc.date.available2015-03-17T07:01:14Z
dc.date.issued2014-12
dc.identifier.citationDarmawan, Edy, (2005), Analisa Ruang Publik Perkotaan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Danim, Sudarwan ( 2002) , Menjadi Peneliti Kualitatif, Pustaka Setia, Bandung Hakim, Rustam (2007). Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Bina Aksara Jakarta Halim, Deddy (2005). Psikologi Arsitektur. Grasindo, Jakarta. Halim, DK (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Bumi Aksara, Jakarta. Haryadi & Setiawan(2010), Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Laurens, Joyce Marcela ( 2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia, Grasindo, Jakarta Sugiyono (2012), Memahami Penelitian Kualitatif,CV Alfabeta, Bandung Widodo, Erna & Mukhtar ( 2000), Konstruksi ke arah Penelitian Deskriptif, Avyrous, Yogyakarta.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5405
dc.description.abstractKota yang baik akan menyediakan ruang publik yang dapat diakses masyarakat secara bebas tanpa memandang status sosial, ekonomi maupun budaya. Pada kawasan ini, warga dapat berekreasi, olah raga, sosialisasi sampai beaktualisasi diri dengan aman dan nyaman. Berkumpulnya masyarakat berpotensi terjadinya “gesekan – gesekan” secara individu maupun kelompok.Teritori, adalah salah faktor yang dapat menjadikan konflik antar indifid, apabila hal itu tidak dikelola dengan baik. Teritori publik adalah suatu ruang atau kawasan milik pemerintah atau swasta yang dipakai atau dimanfaatkan secara individu atau kelompok dalam jangka waktu yang lama. Dengan pemakaian yang lama, maka secara de facto pemakai ruang tersebut merasa ingin memiliki dan menguasainya, walaupun secara de jure bukan miliknya. Semarang, Surakarta dan Yogyakarta adalah kota – kota yang sedang berkembang menuju kearah kota metropolitan, dan membutuhkan suatu kesimbangan secara fisik maupun non fisik dalam membangun kotanya. Saat ini, sedang tumbuh dan berkembang perkumpulan – perkumpulan atau komunitas sebagai wadah masyarakat dalam bersosialisasi dan beraktualisasi diri. Fenomena tersebut sangat menarik untuk diamati , sehingga dapat dipakai dan dikembangkan efek positifnya, dan dihilangkan efek negatifnya. Hal itu dilakukan dengan melalui suatu kajian, dengan mendeskriptifkan ruang – ruang publik yang berada di tiga kota tersebut, dimana hasilnya diharapkan dapat dipakai dan menjadi model untuk pengadaan, desain dan pengelolaan ruang publik perkotaan dikota – kota lain, khususnya dari segi teritori. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai masukan kepada pemerintah dalam menjaga, memperbaiki, menyempurnakan dan meningkatkan suatu kawasan atau ruang publik yang kondisinya memiliki kekurangan, kelemahan dan ketidak sempurnaan.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectperkotaanin_ID
dc.subjectruang publikin_ID
dc.subjectteritoriin_ID
dc.titleTeritori Ruang Publik Perkotaan Studi Kasus Kota Semarang, Surakarta dan Yogyakartain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record