dc.identifier.citation | Faridah, E., (1996), “Pengaruh Intensitas Cahaya, Mikoriza dan Serbuk Arang pada Pertumbuhan Alam Drybalanops sp”, Buletin penelitian Nomor 29, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Friesland, H. and Schodter, H., (1988), “The Analysis of Weather Factors in Epidemiology in Kranz, J and Rotem, J (ed) Experimental Techniques in Plant Disease Epidemiology”, Springer-verlag. P., 115-134. Guslim, (2007), “Dasar-Dasar Klimatologi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marjenah, (2001), “Pengaruh Perbedaan Naungan di Persemaian Terhadap Pertumbuhan dan Respon Morfologi Dua Jenis Semai Meranti”, Jurnal Ilmiah Kehutanan “Rimba Kalimantan” Vol. 6. Nomor 2, Samarinda, Kalimantan Timur. Pawirosoemardjo, S., Purwantara, A, (1987), “Sporulation and Spore Germination of Corynespora Cassiicola”, Proceeding of IRRDB Symposium Pathology of Hevea brasiliensis, November 2-3, 1987, Chiang mai Thailand, P. 24-33. Situmorang dan Budiman, (2004), “Penyakit Tanaman Karet dan Pengendaliannya”, Balai penelitian Sumbawa. Soekotjo, (1976), Silvika, “Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi IPB”, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor. Tjasjono, (1995), “Klimatologi Umum”, ITB, Bandung. | in_ID |
dc.description.abstract | Simplisia merupakan bahan dasar pembuat jamu yang dihasilkan dari aneka tanaman obat. Tanaman
tersebut dibudidayakan oleh Kelompok Tani Sumber Makmur yang berada di dataran tinggi di
wilayah Magelang. Masyarakat petani terkadang gagal panen karena tanamannya layu bahkan mati.
Pertumbuhan atau persemaian tanaman menjadi sulit karena terganggu adanya mendung, dan hujan
yang terus-menerus.Waktu pembibitan yang relatif lama, yaitu 30 hari, menyebabkan proses
penanaman di lahan pertanian serta pemanfaatan hasilnya menjadi lama. Kondisi tersebut
mengakibatkan hasil panen relatif rendah dan merugikan industri kecil herbal. Tujuan program ini
adalah terciptanya alat pemercepat pertumbuhan tanaman yang mandiri, mempercepat waktu tumbuh
tanaman pada masa pembibitan, meningkatkan produktivitas hasil, serta teratasinya permasalahan
cuaca. Guna tercapainya tujuan tersebut diperlukan adanya alat pemacu tumbuh tanaman simplisia
yang dapat beroperasi secara kontinu. Metode yang diterapkan adalah perancangan dan
mengaplikasikan sistem radiasi menggunakan alat pemacu proses pertumbuhan tanaman, sehingga
mampu mempercepat proses tumbuh dan menunjang pemenuhan bahan baku di industri kecil herbal.
Hasil yang dicapai adalah alat pemacu tumbuh tanaman simplisia yang dapat menghasilkan proses
percepatan tumbuh tanaman yang tidak terpengaruh cuaca. Alat pemacu ini mampu mempercepat
tumbuh tanaman pada masa pembibitan. Waktu tumbuh tanaman pepaya untuk mencapai tinggi
batang 10 cm, jumlah daun 7 buah dengan lebar daun 5 cm adalah 20 hari. Alat pemercepat tumbuh
tanaman ini dapat mempersingkat waktu pembibitan sebesar 33,33% dari cara penyinaran dengan
matahari. Percepatan tumbuh batang rata-rata perharinya meningkat 16,9%. Hal ini menunjukkan
bahwa alat pemacu tumbuh tanaman bekerja efisien dan efektif sehingga mampu meningkatkan
produktivitas industri kecil herbal. | in_ID |