Show simple item record

dc.contributor.authorSodikin, Imam
dc.contributor.authorTriyono, Joko
dc.date.accessioned2015-03-30T04:15:56Z
dc.date.available2015-03-30T04:15:56Z
dc.date.issued2014-12
dc.identifier.citationFaridah, E., (1996), “Pengaruh Intensitas Cahaya, Mikoriza dan Serbuk Arang pada Pertumbuhan Alam Drybalanops sp”, Buletin penelitian Nomor 29, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Friesland, H. and Schodter, H., (1988), “The Analysis of Weather Factors in Epidemiology in Kranz, J and Rotem, J (ed) Experimental Techniques in Plant Disease Epidemiology”, Springer-verlag. P., 115-134. Guslim, (2007), “Dasar-Dasar Klimatologi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Marjenah, (2001), “Pengaruh Perbedaan Naungan di Persemaian Terhadap Pertumbuhan dan Respon Morfologi Dua Jenis Semai Meranti”, Jurnal Ilmiah Kehutanan “Rimba Kalimantan” Vol. 6. Nomor 2, Samarinda, Kalimantan Timur. Pawirosoemardjo, S., Purwantara, A, (1987), “Sporulation and Spore Germination of Corynespora Cassiicola”, Proceeding of IRRDB Symposium Pathology of Hevea brasiliensis, November 2-3, 1987, Chiang mai Thailand, P. 24-33. Situmorang dan Budiman, (2004), “Penyakit Tanaman Karet dan Pengendaliannya”, Balai penelitian Sumbawa. Soekotjo, (1976), Silvika, “Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi IPB”, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor. Tjasjono, (1995), “Klimatologi Umum”, ITB, Bandung.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5491
dc.description.abstractSimplisia merupakan bahan dasar pembuat jamu yang dihasilkan dari aneka tanaman obat. Tanaman tersebut dibudidayakan oleh Kelompok Tani Sumber Makmur yang berada di dataran tinggi di wilayah Magelang. Masyarakat petani terkadang gagal panen karena tanamannya layu bahkan mati. Pertumbuhan atau persemaian tanaman menjadi sulit karena terganggu adanya mendung, dan hujan yang terus-menerus.Waktu pembibitan yang relatif lama, yaitu 30 hari, menyebabkan proses penanaman di lahan pertanian serta pemanfaatan hasilnya menjadi lama. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil panen relatif rendah dan merugikan industri kecil herbal. Tujuan program ini adalah terciptanya alat pemercepat pertumbuhan tanaman yang mandiri, mempercepat waktu tumbuh tanaman pada masa pembibitan, meningkatkan produktivitas hasil, serta teratasinya permasalahan cuaca. Guna tercapainya tujuan tersebut diperlukan adanya alat pemacu tumbuh tanaman simplisia yang dapat beroperasi secara kontinu. Metode yang diterapkan adalah perancangan dan mengaplikasikan sistem radiasi menggunakan alat pemacu proses pertumbuhan tanaman, sehingga mampu mempercepat proses tumbuh dan menunjang pemenuhan bahan baku di industri kecil herbal. Hasil yang dicapai adalah alat pemacu tumbuh tanaman simplisia yang dapat menghasilkan proses percepatan tumbuh tanaman yang tidak terpengaruh cuaca. Alat pemacu ini mampu mempercepat tumbuh tanaman pada masa pembibitan. Waktu tumbuh tanaman pepaya untuk mencapai tinggi batang 10 cm, jumlah daun 7 buah dengan lebar daun 5 cm adalah 20 hari. Alat pemercepat tumbuh tanaman ini dapat mempersingkat waktu pembibitan sebesar 33,33% dari cara penyinaran dengan matahari. Percepatan tumbuh batang rata-rata perharinya meningkat 16,9%. Hal ini menunjukkan bahwa alat pemacu tumbuh tanaman bekerja efisien dan efektif sehingga mampu meningkatkan produktivitas industri kecil herbal.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectherbalin_ID
dc.subjectpemacuin_ID
dc.subjectproduktivitasin_ID
dc.subjectsimplisiain_ID
dc.subjecttumbuhanin_ID
dc.titleRancang Bangun Alat Pemacu Tumbuh Tanaman Guna Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian pada Industri Kecil Herbalin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record