Show simple item record

dc.contributor.authorPutro, Ginanjar Bagyo
dc.contributor.authorNurchasanah, Yenny
dc.date.accessioned2015-03-30T07:55:58Z
dc.date.available2015-03-30T07:55:58Z
dc.date.issued2011-09
dc.identifier.citationAntono, A, 1995, Bahan Konstruksi Teknik Sipil, Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Antono, A, 1995, Teknologi Beton, Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1971. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Puspen dan Pengembangan Pemukiman, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Pengembangan Semen Alternatif, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat, 2002, Aplikasi Pengunaan Semen Pozzolan Kapur (SPK) pada Komponen Rumah Sederhana, Bandung. Ismanto, H, 2003. Perbandingan Kuat Tekan Beton dengan Agregat Batu Gamping Pecah dan Beton dengan Agregat Pecahan Batu Kerikil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Murdock, dan K.M.Brook, 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sihotang, Abinhot, Hazarin, 2002. Pemanfaatan Kapur dan Pozzolan sebahai Alternatif Bahan Baku Utama Pembuatan Semen Hidraulis Alternatif, Bandung. Subakti, A., 1995. Teknologi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Tjokrodimuljo, K, 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K, 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.in_ID
dc.identifier.issn2087-9873
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5511
dc.description.abstractSejauh ini belum banyak alternatif lain selain semen Portland yang dapat diterima oleh masyarakat sebagai bahan pengikat pada konstruksi beton. Dilain pihak, proses produksi semen Portland selain menimbulkan pencemaran udara melalui gas CO2, juga memerlukan energi tinggi yang berakibat kepada tingginya harga semen tersebut. Pengaruh penambahan serbuk batu gamping terhadap kuat tekan beton dan pengaruh variasi fas pada kuat tekan betong, manfaat batu gamping yaitu sebagai pengganti sebagian semen pada campuran beton. Serbuk batu gamping digunakan sebagai bahan tambah untuk pengganti sebagian semen karena dalam batu gamping mengandung kalsium karbonat beserta silka, aluminium dan magnesia yang serupa dengan semen. Dari pengujian yang telah dilakukan pada silinder beton umur 28 hari, penambahan serbuk batu gamping sampai dengan 15 % terjadi kecenderungan untuk meningkatkan kuat tekan beton, pada fas 0,4 mengalami penambahan kuat tekan sebesar 0,95 % dan pada fas 0,5 mengalami penambahan kuat tekan sebesar 1,71 %. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton pada fas 0,4 lebih tinggi dibandingkan pada fas 0,5.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.titleTinjauan Kuat Tekan Beton dengan Serbuk Batu Gamping sebagai Bahan Tambah pada Campuran Betonin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record