Show simple item record

dc.contributor.authorRahim, Irwan Ridwan
dc.contributor.authorAli, Sumarni Hamid
dc.date.accessioned2015-03-31T03:16:23Z
dc.date.available2015-03-31T03:16:23Z
dc.date.issued2014-12
dc.identifier.citationAID (2013), ”Rencana Induk Pelabuhan Utama Makassar”,SMEC on behalf of AusAID Dep.P.U (?), ”Draft Tata Cara Pengelolaan Sampah 3R”. Fauzan,R.,et.al.,(2013), ”Pengelolaan Sampah Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar dan prospek pengembangannya”, Skripsi S1, Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kastaman,R.,et.al.,(2002), ”Rancangan Pengembangan Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (SILARSATU)”, Makalah Simposium Kebudayaan Indonesia - Malaysia VIII (SKIM VIII) Kuala Lumpur, Johor, Malaysia. SNI (1994), SNI 19-3964-1994 ”Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan”. Yansen dan Arnatha,(2012), ”Analisis Finansial Sistem Pengelolaan Sampah di Wilayah Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung”, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 1, Januari 2012 pp.107-116in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5521
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan sekitar 17.508 buah pulau yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara ke selatan. Wilayah pesisir dan lautan tropis, ditinjau dari beberapa peruntukannya, merupakan wilayah yang sangat produktif, salah satu aktivitas utama di wilayah pesisir adalah aktivitas pelabuhan sebagai sarana pendukung transportasi namun pengembangannya seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya Pelabuhan Soekarno-Hatta di Makassar yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) berdasarkan data jumlah penumpang untuk 3 tahun terakhir, peningkatan jumlah penumpang itu terjadi secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan laju timbulan sampah yang ada di pelabuhan namun dilain sisi penanganan sampah yang dilakukan oleh PT.Pelni dan PT. Pelindo IV masih menerapkan pola lama yaitu kumpul, angkut dan buang sehingga hal ini akan semakin membebani TPA Tamangapa sebagai satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah yang ada diwilayah Kota Makssar. Dengan pengolahan data sekunder yang diperoleh dari: Pelindo IV, PT.Pelni, BPS Propinsi Sulawesi Selatan, BPS Kota Makassar dan data primer yang diperoleh melalui metode : observasi, wawancara, pengukuran karakteristik, berat timbulan sampah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994 diperoleh kesimpulan dari 3 TPS yang ada di area pelabuhan, di TPS umum komponen terbesar adalah sampah plastik 44,1%, di TPS terminal adalah sampah organik 41,6% dan sampah kayu sebesar 49,2 % di TPS workshop. Dengan konsep kumpul, angkut dan buang yang selama ini diterapkan pada tahun 2013 volume sampah yang diangkut ke TPA Tamangapa sebesar 12.375m3 tanpa ada benefit yang diperoleh sehingga biaya pengelolaan sampah sebesar Rp 45.000/m3 sampah yang terbuang, namun dengan menerapkan konsep pengolahan sampah terpadu sehingga sampah yang terbuang sebesar 5.300m3 dengan benefit ekonomi dari sampah yang dapat diolah sebesar Rp.72.000.000 per tahunnyain_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectpengelolaanin_ID
dc.subjectsampahin_ID
dc.subjectpelabuhanin_ID
dc.titleStudi Pengelolaan Sampah Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassarin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record