dc.identifier.citation | Akhtar, W., Muhammad, R. & Iqbal, A., (1997), Optimum Design of Sedimentation Tanks Based on Settling Characteristics of Karachi Tannery Wastes, Pakistan: Institute of Environment Engineering and Research, NED University of Engineering and Technology. Water, Air, and Soil Pollution Volume 98: 199-211.Arifin, Z., Irawan, D., Rahim, M. & Ramantiya, F., (2012), Adsorpsi Zat Warna Direct Black 38 Menggunakan Kitosan Berbasis Limbah Udang Delta Mahakam, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol.6, no. 1, hh. 35-45. Herwanto, B & Santoso, E., (2006), Adsorpsi Ion Logam Pb (II) pada Membran Selulosa-Khitosan terikat Silang, Akta Kimindo, Vol. 2 No. 1 Hal 9-24. Harahap, S., (2011), Penggunaan Kitosan dari Kulit Udang dalam menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada Limbah Cair Industri polywood, Jurnal Akuatika, Vol. 2 No.2., ISSN 0853-2523. Junaidi, AB., Kartini, I & Rusdiarso, B., (2009), Chitosan Preparation With Multistage Deacetylation of Chitin and Investigation of is Physicochemical Properties, Indo. J. Chem, Vol. 9 (3) Hal 369-372. Prayudi, T. & Susanto, P., (2000), Chitosan Sebagai Bahan Koagulan Limbah Cair Industri Tekstil, Jurnal Teknologi Lingkungan, vol.1, no. 2, hh.121-125. Prayudi, T. & Susanto, P., (2001), Pengaruh Ukuran Partikel Chitosan pada Proses Degradasi Limbah Cair Tekstil, Jurnal Lingkungan, vol.2, no. 3, hh. 296-299. Puspawati, NM. & Simpen, IN., (2010), Optimasi Deasetilasi Khitin dari Kulit Udang dan Cangkang Kepiting Limbah Restoran Seafood menjadi Khitosan melalui Variasi Konsentrasi NaOH, Jurnal Kimia, Vol.4 (1), Hal 79-90. Wijaya, G. P. A., (2007), Pembuatan Kitosan dari Kulit Udang Windu (Penaeus monodon), Fakultas MIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung. | in_ID |
dc.description.abstract | Industri tekstil skala rumah tangga yaitu tenun sarung samarinda di kota Samarinda saat ini terus
berkembang pesat.Industritekstil tenun sarung samarinda dengan menggunakan Alat Tenun Bukan
Mesin (ATBM) menimbulkan potensi dampak terhadap lingkungan perairan sekitar terutama
parameter Total Suspended Solid (TSS) dan warna.Pemanfataan limbah cangkang kulit kepiting
sebagai biokagulan(kadar 1%) dengan potensi kitosan 74,25%, ternyata dapat digunakan sebagai
bahan pengolahan limbah cair dari proses pembuatan tenun sarung samarinda. Hasil analisis dari
limbah cair awal untuk parameter TSS adalah 231 mg/l, warna 173,77 PtCo serta pH 5,31.Tahap
selanjutnya untuk mengetahui efisiensi dari biokoagulan dilakukan eksperimen menggunakan jartest,
sebelum melakukan jartest dilakukan penyesuaian pH untuk mengatur kondisi optimum proses
pembentukan flok, pH awal adalah 5,31 untuk selanjutnya akan diatur dengan penambahan larutan
CaCo
(kapur) dengan kadar 2% sehingga didapat pH 7,15, selanjutnya proses koagulasi dengan
dosis koagulan kitosanbervariasi dari 35 ml, 40 ml, 45 ml, 50 ml, 55 ml dan 60 ml untuk 1 liter air
limbah dengan kecepatan 100 rpm selama 3 menit, proses flokulasi dengan kecepatan 40 rpm selama
12 menit dan selanjutnya akan diamati proses pembentukan flok dengan menggunakan imhoff cone
atau kerucut imhoff dengan variasi waktu pengamatan pengendapan 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40
menit, 50 menit dan 60 menit dalam satuan ml per volume sampel.Berdasarkan hasil akhir diperoleh
volume lumpur yang terbentuk berdasarkan waktu pengamatan setelah melewati proses jartest
berkisar 630 ml/L hingga 270 mg/L pada kerucut imhoff, efisiensi penurunan untuk parameter TSS
berkisar 87,50% hingga 93,53% dan untuk warna diperoleh efisensi penurunan 33,51% hingga
42,09%. Dosis koagulan kitosan yang optimum adalah 35 ml dengan efesiensi penurunan parameter
TSS sebesar 88,79% dengan volume lumpur yang terbentuk 270 ml/L, efisiensi penurunan parameter
warna 35,49%.dan pH akhir dari air limbah adalah 4,98.
3 | in_ID |