dc.identifier.citation | Chua, Melinda,(2012),Methodologies forthe extraction and analysis of konjac glucomannan. Sugiyama N, Shimara S, and Ando T.,(1971), Studies on mannan and related compoundsI, The purification of konjac mannan,Bulletin Chem. Soc. of Japan, 45:561-56 Takigami S. (2000), ‘Konjac Mannan’, Dalam GO Phillips and PA Williams (Eds),Handbook of Hydrocolloids, Woodhead, Cambridge Tatirat, (2011),physicochemical properties of konjac glucomannan extracted from konjac flour Widjanarko,(2011),Effect of Multi Level Ethanol Leaching on Physico Chemical Properties. Widjanarko, (2014), Pengaruh Lama Penggilingan Tepung Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Dengan Metode Ball Mill (Cyclone Separator) Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Tepung Porang Wootton,(1993),The extraction of aglucomannan polysaccharide from konjac corms. | in_ID |
dc.description.abstract | Glukomanan merupakan serat pangan larut air yang bersifat hidrokoloid kuat dan rendah kalori yang
banyak digunakan dalam industri pangan baik sebagai pangan fungsional maupun bahan tambahan
pangan dan non pangan seperti dalam industri kosmetik dan produk kesehatan.Glukomanan ini
banyak terdapat dalam umbi porang dan umum dipasarkan dalam bentuk tepung porang.Tepung
porang dengan kadar glukomanan yang lebih tinggi memiliki harga jual yang lebih tinggi pula.
Dengan cara ekstraksi/leaching terhadap tepung porang menggunakan larutan etanol akan
melarutkan pengotor yang terdapat dalam tepung porang.Tepung porang yang dipakai dalam
penelitian ini berasal dari jenis umbi porang Amorphophallus muelleri Blume. Tujuan dari penelitian
ini untuk mempelajari pengaruh konsentrasi pelarut, rasio jumlah bahan dengan pelarut, dan lama
waktu pengadukan pada proses ekstraksi/leaching pada tepung porang untuk mendapatkan tepung
glukomanan dengan kemurnian yang tinggi.
Langkah kerja dalam penelitian ini dengan memasukkan 10 gram tepung porang dalam larutan
etanol dengan variasi konsentrasi pelarut etanol (40%,50%,60%) dan variasi volume larutan etanol
(100ml,150ml). Campuran tersebut kemudian diaduk meggunakan magnetic stirrer dengan variasi
lama pengadukan (30menit, 60 menit, 90 menit).Selanjutnya memisahkan tepung dengan larutan
etanol menggunakan kertas saring. Sisa etanol dalam tepung diuapkan menggunakan pemanasan
oven pada suhu 60oC sampai tepung kering. Tahap berikutnya menghitung kadar glukomanan dalam
tepung.
Berdasarkan data hasil percobaan pada variasi konsentrasi pelarut etanol diperoleh kecenderungan
bahwa semakin besar konsentrasi pelarut etanol yang digunakan (60%) maka semakin besar pula
kadar glukomanan yang dihasilkan. Sementara untuk variasi rasio bahan dengan pelarut diperoleh
kecenderungan bahwa semakin banyak pelarut yang digunakan (1:15) maka semakin besar pula
kadar glukomanan yang dihasilkan. Untuk variasi lama pengadukan tidak diperoleh kecenderungan
pengaruh terhadap kadar glukomanan tepung yang dihasilkan. Kadar glukomanan yang diperoleh
setelah dilakukan pemurnian berkisar pada 36.69%-64.22% dengan kadar glukomanan tepung
sebelum pemurnian sebesar 28.76%. Pada percobaan dengan variasi konsentrasi pelarut etanol 60%,
lama pengadukan 30 menit, dan rasio jumlah bahan dengan pelarut 1:15 diperoleh kadar gluomanan
tertinggi yakni 64,22%. | in_ID |