Penerapan Pengukuran Bullwhip Effect untuk Mengurangi Ketidakpastian Stok di Minimarket
Abstract
Beberapa pelaku usaha sekarang ini menggunakan strategi menjaga rantai pasok (supply chain) dalam mempertahankan pasar. Namun dalam prakteknya banyak ditemui kendala dalam penerapan sistem supply chain. Kendala yang sering muncul dalam penelitian ini adalah adanya kesalahan informasi yang diterima dimana salah satu akibatnya adalah adanya ketidakpastian stock yang terjadi pada jaringan supply chain atau sering disebut dengan bullwhip effect. Dalam penelitian ini dengan menggunakan model pengukuran bullwhip effect (BE) akan diketahui kondisi terjadinya BE. Dengan menggunakan model BE tersebut maka nilai atau besar amplifikasi permintaan dapat dihitung. Jumlah data permintaan adalah 30 data dengan mengambil sample pada 3 item produk antara lain air minum galon (AMG), mie instan, dan susu UHT. Data-data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu pengolahan forecasting, perhitungan Bullwhip Effect (BE), dan penentuan kondisi BE. Besarnya amplifikasi permintaan (bullwhip) AMG adalah 3.16; mie instan adalah 0.04; dan susu UHT adalah 38.37. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dari 3 sample yang diambil menunjukkan bahwa produk AMG dan susu UHT terjadi BE karena nilai amplifikasinya adalah lebih dari 1. Produk susu UHT yang memiliki nilai BE paling tinggi dari sample yang diambil. Dari hasil pengukuran bullwhip effect memberikan rekomendasi bagi kebijakan persediaan minimarket yaitu menggunakan model persediaan Economic Order Quantity (EOQ), sehingga diharapkan minimarket dapat menghitung total cost periode yang akan datang.