Aplikasi Teknik Sonikasi Untuk Perbaikan Proses Pembuatan Zeolit Sintetis dari Abu Sekam Padi Sebagai Biosorben Limbah Logam Berat
Abstract
Zeolit sintetis merupakan senyawa silika alumina dengan perbandingan tertentu
yang dihasilkan dengan teknik tertentu. Karakteristik zeolit sintetis tidak tergantung
dengan kondisi geografis dan geologis alam, tetapi tergantung dari kondisi dan teknik
preparasinya. Dalam perkembangannya, zeolit sintetis semakin luas digunakan di
berbagai bidang, seperti bidang energi, makananan, minuman, dan obat-obatan. Zeolit
juga memiliki peran yang menentukan pada proses pengolahan limbah, yaitu sebagai
adsorben dan penukar ion. Zeolit mempunyai kemampuan untuk menjerap logam berat
yang bersifat racun seperti logam tembaga. Peran penting zeolit sintesis tidak lepas dari
keunikan dari zeolit tersebut. Zeolit ini memiliki bentuk struktur yang teratur dan
tertentu, sehingga membentuk pori-pori yang terstruktur juga. Selain itu, zeolit juga
memiliki luas permukaan yang luas. Sejauh ini, teknik sintesis yang umum digunakan
adalah teknik hidrotermal. Namun, teknik ini memerlukan waktu yang relatif lama dan
banyak bahan kimia yang terbuang. Teknik sonikasi telah dikenalkan sebagai upaya
memperbaiki teknik pembuatan zeolit sintetis. Secara umum, penelitian ini bertujuan
membuat zeolit sintetis dari abu sekam padi dengan teknik sonikasi. Selain itu, studi ini
juga dilakukan untuk menghasilkan unjuk kerja zeolit sebagai penjerap logam berat.
Adapaun secara khusus, tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan kondisi optimum
pada proses pembuatan zeolit sintetis dari abu sekam padi dengan teknik sonikasi.
Pembuatan zeolit sintetis dari abu sekam padi dengan metode sonikasi telah
dilakukan dan dapat dikatakan berhasil. Sedangkan aplikasi zeolit sintetis untuk proses
adsorpsi logam berat CuSO
, menunjukkan hasil bahwa zeolit sintetis dapat digunakan
sebagai adsorben logam berat seperti Cu. Pada konsentrasi Cu 100 ppm diperoleh massa
zeolit sebesar 0,0625 g. Dengan variabel konsentrasi Cu (250 dan 500 ppm) diperoleh
waktu adsorpsi optimal berturut-turut adalah selama 15 dan 10 menit.