Integrasi Konsep Islami dan Ergonomic Design dalam Perancangan Ulang Keramba Apung di Desa Ranah Kecamatan Kampar Riau
Abstract
Potensi pasar ikan Jelawat di Propinsi Riau sangat menjanjikan. Budidaya Ikan Jelawat di desa Ranah dilakukan dengan menggunakan keramba apung yang diletakkan di tengah sungai Kampar, Riau.Perancangan keramba apung yang dapat memaksimalkan hasil panen ikan Jelawat sangat diperlukan. Berdasarkan Voice of Customer dari para petani ikan di desa Ranah, diperoleh beberapa permasalahan pada keramba, yaitu: ukuran keramba yang tidak ergonomis menyulitkan petani melakukan aktifitas di dalam keramba, ikan sering mati karena terbentur dinding keramba serta ketahanan material keramba yang rendah menjadikan keramba cepat lapuk. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan keramba apung yang lebih berkualitas dalam hal ukuran, bentuk serta bahan yang memiliki ketahanan baik sesuai kebutuhan petani ikan. Penelitian ini mengintegrasikan empat aspek, yaitu aspek ketahanan bahan (menggunakan metode Taguchi untuk desain eksperimen pemilihan bahan baku keramba), aspek antropometri (untuk ukuran keramba yang berfungsi sebagai human focus engineering, yaitu dasar konsep perancangan yang bersumber pada atribut manusia), aspek ekonomis(merancang keramba yang dapat memperbanyak masa panen ikan) dan aspek keislaman (dengan merancang keramba sesuai dengan dimensi tubuh manusia dan mengurangi tingkat kematian ikan). Hasil penelitian didapatkan jenis bahan keramba yang optimal, yaitu: untuk rangka keramba menggunakan kayu Giam sedangkan untuk papan dinding keramba menggunakan kayu Kulim. Ukuran keramba menjadi lebih besar dibandingkan dengan keramba yang ada saat ini karena menggunakan dimensi tubuh petani serta kelonggaran untuk aktifitas didalam keramba dan secara ekonomis lebih banyak bibit ikan yang dapat disemai. Dari aspek keislaman, keramba hasil rancangan telah mengikuti kaidah sesuai dengan surat Al Qamar: 49 yang berbunyi: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran/dengan qadr.