dc.identifier.citation | Anonim, 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia), 263-269, Direktorat Jendra Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2005, Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat yang Serius, (online),(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=94 2&itemid=2, diakses 22 Jan 2009). Anonim, 2007, Acarbose, (online), (http://www.wikipedia.org/wiki/Acarbose, diakses 15 Agustus 2007) Benjamin BD, Kelkar SM, Pote MS, et al.1994, Catharanthus roseus cell culture: Growth, alkaloid synthesis and antidiabetic activity. Phytother Res, 8(3): 185-186. Dheer R. dan Bhatnagar P., 2010. A study of the Antidiabetic Activity of Barleria prioniti Linn. Indian Journal of Pharmacology. Vol 42 (2): 70-3. Eryzal, R 2002, Perkembangan Penemuan Obat Antidiabetes Pada Industri Farmasi disampaikan pada Seminar Nasional “Terapi Diabetes Mellitus secara Medis daAlternatif” , Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lathifah Q. A., 2008. Antibakteri Pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) DengaVariasi Pelarut, skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN)Malang. Malang Mulyadin, Sutrisna,E.M. & Ermawati, S., 2012, Uji efek ekstrak etanol 70% buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar, Skripsi, Kedokteran, UMS, Surakarta Nwachukwu D. C., Okwuosa C.N., Achukwu P.U., Azubieke N., Eze G., 2010. Investigation of the Anti-Hyperglycaemic Effect of the Leaf Extracts of Solanum Dulcamara in Diabetic Rats. Indian Journal of Novel Drug delivery. Vol 2: 138-43 Pushparaj P, Tan CH, Tan BK., 2000, Effects of Averrhoa bilimbi leaf extract on blood glucose and lipids in streptozotocin-diabetic rats. J Ethnopharmacol. 72(1-2):69-76. Puspharaj, P.N., 2004, Evaluation Of The Anti-Diabetic Properties Of Averrhoa Bilimbi In Animals With Experimental Diabetes Mellitus, Thesis, National University Of Singapore. Putro, M.A.S., Sutrisna, E.M., 2012, Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, Kedokteran, UMS, Surakarta Som Nath Singh *, Praveen Vats, Shoba Suri, Radhey Shyam, M.M.L. Kumria, S. Ranganathan, K. Sridharan,2001, Effect of an antidiabetic extract of Catharanthus roseus on enzymic activities in streptozotocin induced diabetic rats, Journal of Ethnopharmacology, 76: 269–277. Subroto, 2006, Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, 41, Penebar Swadaya, Jakarta. Sudarsono P. N., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus I.A., Purnomo, 2002. Tumbuhan Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-Sifat, dan Penggunaan. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM. pp: 15-7 Tjay, T.H. dan Rahardja K., 2002, Obat-obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi V, 693-704, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Wijayakusuma H., 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara. | in_ID |
dc.description.abstract | Blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) & Daun tapakdara (Catharanthusroseus G) dalam
penelitian sebelumnya telah terbukti mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih
jantan galur Wistar yang diindukasi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi
kedua ekstrak tersebut dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok
pertama sebagai kelompok kontrol Postiif, kelompok kedua merupakan kontrol negatif,
Kelompok III, IV dan V merupakan kelompok kombinasi ekstrak blimbing wuluh dan daun
tapak dara. Semua tikus di timbang berat badannya pada hari 0, kemudian diinduksi aloksan
dengan dosis 150 mg/kbBB IP. Hari 5 Semua tikus diukur kadar glukosa darahnya. Tikus dengan
Kadar glukosa darah >200mg/dL digunakan untuk penelitian selanjutnya. Kelompok I diberi
Glibenklamid dosis 0,126 mg/200g BB po, Kelompok II diberi CMC Na dosis 2ml/200g po,
Kelompok III diberi ekstrak kombinasi blimbing wuluh 40mg/200gbb dan tapak dara dosis
40mg/200gbb, Kelompok IV diberi ekstrak kombinasi blimbing wuluh 40mg/200gbb dan tapak
dara dosis 80mg/200gbb dan kelompok V diberi ekstrak kombinasi blimbing wuluh
80mg/200gbb dan tapak dara dosis 40mg/200gbb, dengan menggunakan spuit needle feeding
peroral selama 15 hari berturut-turut. Setiap hari tikus juga diberi minum glukosa 40% 2mL po.
Pada hari ke 0, semua tikus dikur kadar glukosa, ureum dan kreatinin. Pada hari ke 5; 7; 9; 13
diukur kadar glukosa darah saja. Pada hari ke 19 semua kelinci diukur kadar glukosa darah,
kadar ureum dan kreatinin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) &
Daun tapak dara (Catharanthus roseus G) dosis IV (40:80 mg/kgbb) dan kelompok V (80:40
mg/kgbb) mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah pada hari 7. Pada hari ke 9;13 dan
19 kombinasi dosis I ((40:40 mg/kgbb), II dan III mempunyai efek menurunkan kadar glukosa
darah (P<0,05). Semua tikus mengalami peningkatan ureum dan kreatinin pada hari ke 19. Tidak
terdapat perbedaan bermakna kadar ureum dan kreatinin antar kelompok perlakuan. Kombinasi
dosis I; II dan III tidak mampu mencegah keruskan ginjal akibat indukai aloksan (P>0,05). | in_ID |