Show simple item record

dc.contributor.authorHariana, Sri
dc.date.accessioned2015-05-18T07:03:18Z
dc.date.available2015-05-18T07:03:18Z
dc.date.issued2015-03-07
dc.identifier.citation[1] Anghileri, Julia. 2006. Scaffolding Practic-es That Enhance Mathematics Learning. Journal of Mathematics Teacher Education, 9.33 – 52 [2] Cahyono, A.N . 2010. Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY [3] Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama.Educationist No.I Vol. I [4] Kasihani, Kasbolah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Malang:Departemen Pendidikan danKebudayaan [5] Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: Rajawali Pers [6] Kurniasih. Ari W. 2012.Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mat . Jurnal Kreano, Volume 2 Nomor 2. Jurusan Matematika FPMIPA UNNES [7] Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidi-kan Teori dan Praktik. Terjemahan Samosir, Marianto. 2011. Jakarta: PT Indeks [8] Supiyani, A. Subanji, Sisworo. 2013. Proses Berpikir Siswa Kelas Ix-G Smp Negeri 1 Wlingi Dalam Memecahkan Masalah Persamaan Garis Lurus Dengan Scaffolding. KNPM V, Himpunan Matematika Indonesiain_ID
dc.identifier.isbn978.602.361.002.0
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5991
dc.description.abstractDalam pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting, karena siswadapat mengembangkan daya nalar untuk berfikir ke tingkat lebih tinggi. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan dalam pemecahan masalah matematika adalah dengan pemberian bimbingan (scaffolding) dari seseorang yang lebih ahli.Tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosiskesulitan siswa dalam pemecahan masalah statistika dan upaya mengatasinya dengan pemberian scaffolding. Pemberian scaffolding mengacu pada tahap-tahap Anghileri[1] yaitu (1)environmental provisions, (2)explaining, reviewing, and restructuring dan (3)developing conceptual thinking, serta berdasarkan tingkat kesulitan yang dialami siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan (Action Research).Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI APK 3 SMK Negeri 1 Turen Malang tahun pelajaran 2014 – 2015.Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa kelompok berkemampuan rendah kesulitan dalam memahami masalah.Siswa kelompok berkemampuan sedang kesulitan menyatakan fakta dalam kalimat matematika dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah statistika.Siswa kelompok berkemampuan tinggi semuanya kesulitan dalam memeriksa kembali jawaban dan mengkomunikasikan jawaban.Secara umum, dengan pemberian scaffoldingyang bervariasi, sesuai kebutuhan siswa, kemampuan siswa dalam memecahan masalah statistika dapat meningkat.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectdiagnosisin_ID
dc.subjectkesulitan siswain_ID
dc.subjectpemecahan masalahin_ID
dc.subjectstatistikain_ID
dc.subjectscaffoldingin_ID
dc.titleDiagnosis Kesulitan Pemecahan Masalah Statistika Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Turen Malang dan Upaya Mengatasinya dengan Pemberian Scaffoldingin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record