Optimalisasi Apersepsi Pembelajaran Melalui Folklor sebagai Upaya Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Abstract
Pemanfaatan folklor sebagai bahan apesepsi menjadi alternatif guru dalam memulai
proses pembelajaran. Pembiasan suatu cerita dan tradisi yang turun-temurun inilah
yang menjadikan folklor dapat digunakan sebagai bahan untuk apersespi pembelajaran
di sekolah. Apersepsi dimunculkan untuk memberikan pengantar pembelajaran yang
terpadu pada kompetensi yang hendak dicapai. Di ranah pendidikan dasar, apersepsi
bersifat tematik. Artinya, kegiatan tersebut dilakukan secara holistik dalam kajian
keilmuan. Pemanfaatan cerita-cerita tradisi kearifan lokal dengan menciptakan
apersepsi yang inovatif. Inovatif dalam pembahasan ini merujuk pada penggunaan dan
penyampaian folklor. Adapun fungsi folklor antara lain, (1) Folklor sebagai sistem
proyeksi, yaitu sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kelompok ; (2) Folklor
sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; (3)
Folklor sebagai alat pendidikan anak-anak; dan (4) Folklor sebagai alat pemaksa dan
penggagas norma-norma agar masyarakat selalu mematuhinya.