Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Pemanfaatan Lahan Sub Das Mataallo Provinsi Sulawesi Selatan
Abstract
Perubahan pola tanam pada Sub DAS mataallo menjadi lahan produktif tanpa diikuti dengan pola konservasi yang baik dan intensitas curah hujan cukup tinggi dengan topografi sub DAS sangat terjal menjadi salah pemicu tingginya erosi. Pembentukan agradasi atau pendangkalan aliran sungai Mata allo dan terjadi banjir seketika dengan melimpah ke pemukiman warga akibat melebihi kapasitas tampungan sungai dan sebaliknya ketika musim kering dengan cepat terjadi penurunan debit sungai. Tujuan adalah memperoleh tingkat bahaya erosi (TBE) dan toleransi erosi (TSL) pemanfaatan lahan berbagai jenis tanaman. Metode digunakan adalah metode survey dan observasi atau peninjauan lapangan, kemudian dilanjutkan dengan analisis tanah di laboratorium untuk mendapatkan nilai erodibilitas tanah (K). Analisis prediksi laju erosi digunakan modifikasi USLE (MUSLE) Williams (1975). Hasil Berdasarkan prediksi laju erosi yang tertinggi terjadi pada tanaman kopi sekitar 7,855 ton/ha.th atau setara dengan 4,399 cm/th dan terendah terjadi pada tanaman kubis sekitar 2,147 ton/ha.tn atau setara dengan 1,224 cm/th. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada sub DAS mataallo termasuk kriteria sedang. Menunjukkan bahwa TBE tinggi khususnya pada tanaman kopi dan coklat karena tanaman adalah tanaman jangka panjang dengan lokasi pada umumnya pada daerah kemiringan, dan terjal. Pertumbuhan tanaman ini cenderung menutup tanaman yang lain, sehingga ruang tanaman lain tumbuh di bawahnya tidak ada karena ditutupi daunan yang lapuk berlapis-lapis di bawahnya. Struktur tanah cenderung lebih renggang, topografi yang terjal dan curah hujan relatif tinggi sehingga mudah terjadi pengikisan dan umumnya tidak ada konservasi.