Perancangan Mesin Pilin Besi Profil Kotak Yang Ergonomis Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja (Studi Kasus pada UKM Restu, Jalan Ir. Purnomo Sidi, Kota Banjar)
View/ Open
Date
2015-07-30Author
Kristanto, Agung
Prabowo, Adityana Noor
Metadata
Show full item recordAbstract
UKM Restu adalah industri di bidang pengelasan dan pembuatan besi profil kotak menjadi spiral yang didirikan oleh keluarga Bapak Muji Hartana. Bagian proses pemilinan di UKM Restu dilakukan dengan cara memutar tuas pemutar secara bersamaan dan membutuhkan dua operator untuk memutarnya, karena proses pemilinan besi yang sangat berat dan memakan konsumsi energi. Hal ini menyebabkan operator sering beristirahat di waktu bekerja karena mengalami kelelahan. Sehingga berpengaruh pada peningkatan output. UKM Restu memilin besi profil kotak rata-rata 238 unit/hari. Sedangkan besi profil kotak yang dibutuhkan rata-rata 335 unit/hari. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan perancangan mesin pilin besi profil kotak yang ergonomis dan diharapkan dapat mengurangi waktu proses, mengurangi keluhan kelelahan dan meningkatkan produktivitas. Penelitian dilakukan menggunakan konsep Ergonomi dengan data penelitian meliputi data keluhan operator, denyut jantung, antropometri, dan waktu proses. Data keluhan operator diperoleh dari kuisioner. Data denyut jantung, antropometri dan waktu proses diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung. Pada penelitian ini untuk perancangan desain alat digunakan perangkat lunak SolidWorks. Hasil penelitian diperoleh Waktu baku proses pemilinan sebelum perancangan sebesar 107.46 detik/unit dan setelah perancangan sebesar 73.31 detik/unit. Hal ini terjadi penurunan waktu baku sebesar 31.78%. Output Standar sebelum perancangan sebesar 33 unit/jam dan setelah perancangan sebesar 49 unit/jam. Hal ini terjadi peningkatan output standarnya sebesar 32.65 %. Konsumsi energi yang dibutuhkan operator setelah bekerja sebelum perancangan sebesar 6.81 kcal/menit dan setelah perancangan mengalami penurunan 42.88% menjadi 3.89 kcal/menit. Tingkat ketidaknyamanan sebelum perancangan sebesar 90% dan setelah perancangan sebesar 0%. Hal ini terjadi penurunan tingkat ketidaknyamanan setelah perancangan sebesar 100%.