dc.identifier.citation | Budiyanto, E., (2005), “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS”. Yogyakarta, Penerbit Andi. CUI Peng, GE Yonggang, (2011), “Soil Erosion and Sediment Control Effects in the Three Gorges Reservoir Region”, China Journal of Resources and Ecology Vol 2, (4), pp.289-297. Fazel, A., (2010), “Estimate of Erosion and Sedimentation in Semi-arid Basin using Empirical Models of Erosion Potential within a Geographic Information System”, Air, Soil, Water Research, pp. 37-44. Neitsch et al., (2002), “Soil and Water Assessment Tool Theoretical Documentation and User's Manual, Version 2000”, Agricultural Research Service and the Texas Agricultural Experiment Station. Rabin, B., (2007), “Estimation of Soil Erosion and Sediment Yield Using GIS at Catchment Scale”, Springer Link Water Resources management, Volume 21, pp. 1635-1647. S. Arekhi, (2012), “Soil erosion and sediment yield modeling using RS and GIS techniques: a case study, Iran”, Springer Link Water Resources management, Volume 5, pp. 285-296. | in_ID |
dc.description.abstract | Sesuai dengan rencana pada saat desain awal, Waduk Keuliling yang berada pada Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh memiliki umur rencana 50 tahun. Namun dilihat dari kondisi penurunan tata guna lahan di DAS, sangat rentan umur rencana tersebut dapat dicapai. Untuk menganalisis secara tepat dampak dari perubahan tata guna lahan terhadap bahaya laju erosi di DAS Waduk Keuliling tersebut, diperlukan studi untuk penanggulangan bahaya erosi pada waduk terbesar di Aceh ini. Hasil kalibrasi didapat nilai debit hasil simulasi telah mendekati nilai debit observasi dari Bagpro PDSA-DPU Aceh. Dari uji kalibrasi melalui regresi linier diperoleh koefisien determinasi (R2) = 0.810 dan nilai koefisien korelasinya (R) = 0.900. Nilai koefisien korelasi ini menunjukkan bahwa kedua data memiliki kesamaan waktu kejadian hidrologi dan valid. Berdasarkan hasil analisis limpasan permukaan rerata bulanan diperoleh informasi bahwa limpasan tinggi terjadi pada bulan November (0,82 m3/dt) dan Desember (0,87 m3/dt), di mana curah hujan yang terjadi pada kedua bulan ini juga cukup tinggi. Untuk bulan Mei-Agustus curah hujan sedikit, tetapi masih terjadi limpasan permukaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya limpasan permukaan yang terjadi antara lain luas Sub DAS, jenis tanah dan kemiringan lahan. Sebaran nilai rerata erosi lahan bulanan selama kurun waktu 10 tahun memberikan informasi bahwa erosi lahan paling besar terjadi pada bulan Desember sebesar 5,55 ton/ha/bulan. Nilai laju erosi yang tinggi ini disebabkan oleh limpasan permukaan yang tinggi. Selain itu, dipengaruhi oleh kemiringan lahan dan jenis tanah pada lokasi tersebut. Faktor penting lain yang menyebabkan besarnya erosi yang terjadi adalah jenis penutupan lahan/penggunaan lahan pada lokasi tersebut. Berdasarkan kondisi eksisting umur guna waduk hanya selama 23 tahun, tidak dapat mencapai umur rencana sampai 50 tahun. Usaha konservasi lahan yang direkomendasikan dilakukan pada Sub DAS 3, Sub DAS 5, Sub DAS 7, Sub DAS 9 dan Sub DAS 11 dengan kriteria Tingkat Bahaya Erosi (TBE) “sedang” berupa konservasi mekanik melalui pembuatan teras guludan. Melalui pengelolaan Sub DAS tersebut dapat menurunkan jumlah sedimen dan dapat meningkatkan umur guna waduk sampai dengan 64 tahun. Penurunan sedimen tersebut disebabkan penurunan laju limpasan permukaan, sehingga daya rusaknya (erosi) dapat berkurang dan untuk menjaga agar kondisi DAS tetap stabil. | in_ID |