dc.identifier.citation | Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat., (2005), “Status Lingkungan Hidup Provisi Jawa Barat”. Juari, S. S., (2006), “Potensi Penggunaan Hidrotalsit dalam Remediasi Air Asam Tambang di Lahan Gambut”. Seminar Nasional RPKLT Pertanian UGM, 1 Februari 2006. Keputusan Menteri Kesehatan. (2002), Syarat-syarat dan Pengawasan Kuanitas Ar Minum.KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/ 2002. Mason, C.F., (1993), “Biology of Freshwater Pollution. Second Edition”., Longman Scientifis and Technical, New York. 351 p. Peraturan Menteri Kesehatan., (1990), Air Minum. Permenkes No. 41/MenKes/Per/IX/1990. Sayoga, R. G. 2007. “Pengelolaan Air Tambang: Aspek Penting dalam Pertambangan yang Berwawasan Lingkungan”., Pidato Ilmiah, majelis Guru Besar ITB. Jurusan Teknik Pertambngan ITB. Subardja, A et al., (2007), “Pemulihan Kualitas Lingkungan Penambangan Batubara: Karakterisaasi dan Pengendalian air asam Tambang di Berau”., Laporan Teknis, Proyek DIPA Puslit Geoteknologi – LIPI TA., (2007), Suripin. 2004. “Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air”. ANDI – Yogyakarta. Witoro, S. S., (1997), “Pengelolaan Lingkungan”., Disampaikan pada seminar LINGKUNGAN: Peran Pendidikan Teknik Lingkungan dalam Pembanguan Bangsa, Lustrum IX Pendidiakan Teknik Lingkungan ITB, 15 Desember 2007, Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Departemen ESDM. | in_ID |
dc.description.abstract | Air tanah adalah sumber daya air yang berada dibawah permukaan tanah dan merupakan sumberdaya yang sangat strategis dalam informasi kondisi lingkungan. Untuk itu kondisi airtanah perlu diketahui dengan baik secara kualitas maupun kuantitas oleh penggunan airtanah, termasuk dalam kawasan pabrik dan masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini penulis mencoba membuat evaluasi parameter hidrogeologi dan geoteknik lingkungan terhadap potensi pencemaran air tanah. Hasil evaluasi ini meliputi uraian tentang kondisi aliran air tanah, pemetaan muka air tanah dan analisis kimia airtanah. Dari hasil investigasi hidrogelogi diketahui bahwa :aliran air tanah pada akifer dangkal (bebas) bergerak relative dari Barat ke Timur. Akifer ini berupa hasil pelapukan konglomerat gampingan. Untuk air tanah dalam didapatkan pada sisipan batupasir mulai kedalaman diatas 30 m, yang dijumpai setempat-setempat dari formasi batuan konglometrat pada umumnya. Dari hasil investigasi terhadap tanah permukaan menunjukkan bahwa jenis tanah dengan tekstur lempungan lanauan, yang bersifat relative kedap air. Sedangkan dari hasil analisi laboratorium diketahui bahwa untuk air tanah dangkal baik dari masyarakat maupun dari sumur pantau terdapat parameter yang melebihi ambang batas, yaitu daya hantar listrik dan residu yang terlarut yang mencerminkan kelebihan kandungan kimia dan organic, Untuk air tanah dari sumur bor masyarakat diketahui bahwa air tanah dalam tidak terdapat parameter yang melebihi ambang batas , jadi selain jernih dapat diminum.Untuk kualitas air hujan juga memenuhi persyaratan sebagai air baku air minum, hanya relative sedikit asam dan mengandung nitrit karena dipengaruhi limbah uap pabrik. Sedangkan untuk air kolam limbah (pengolahan) limbah, terdapat parameter yang berlebih yaitu parameter kalium, CaCO3, COD, Mg,KMnO4 dan Nitrit. | in_ID |