Karakteristik Pengemudi, Layanan, Serta Fisik Becak dan Andong di DIY
View/ Open
Date
2015-05-19Author
Risdiyanto
Koenti, Ishviati Joenaini
Hasanah, Erni Ummi
Metadata
Show full item recordAbstract
Becak dan andong merupakan angkutan yang tetap hidup hingga saat ini dan menjadi salah satu ikon pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di tengah laju kendaraan bermotor yang cepat. Seiring dengan perkembangan lalu lintas kota, keberadaan angkutan tradisional becak dan andong harus ditempatkan pada proporsi yang saling melengkapi dengan kendaraan bermotor. Oleh karena itulah pemahaman mengenai karakteristik angkutan tradisional menjadi hal yang sangat penting. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengemudi becak dan andong, layanan becak dan andong, serta karakteristik fisik armada kondisi eksisting dibandingkan dengan peraturan terkait. Metode yang digunakan adalah wawancara dan pengamatan lapangan yang tersebar di Kota Yogyakarta dan di empat kabupaten di DIY. Responden berasal dari 455 pengemudi becak, 50 pengemudi andong, 32 pengguna becak, dan 30 pengguna andong. Data wawancara pengemudi meliputi tingkat pendidikan, usia, pendapatan, kepemilikan armada, pekerjaan sampingan, serta kemampuan berbicara dengan bahasa asing. Sementara wawancara pada pengguna angkutan becak / andong menyangkut tarif, operasional armada, kenyamanan, dan keamanan. Pada bagian akhir ditelaah kondisi fisik angkutan tradisional yang terdiri atas panjang, lebar, tinggi, serta kelengkapan lainnya. Dari hasil analisis didapatkan bahwa pengemudi becak sebagian besar berpendidikan rendah, usia telah lanjut, berpenghasilan kurang dari Rp. 750.000,00 per bulan, armada milik pribadi, tidak memiliki pekerjaan sampingan, serta 50% pengemudi tidak bisa berbicara dengan bahasa asing. Pengemudi andong sebagian besar berpendidikan rendah, usia dewasa dan tua, berpenghasilan antara Rp. 750.000,00 s.d. Rp. 1.000.000,00 per bulan, 100% armada milik pribadi, memiliki pekerjaaan sampingan, dan tidak dapat berbicara dengan bahasa asing. Dari kacamata pengguna, secara umum layanan becak tidak mahal, ketersediaan moda kurang/tidak selalu ada, kebersihan becak kurang/tidak terjaga, pengemudi kurang/tidak ramah dan kurang/tidak taat berlalu lintas, serta moda becak kurang/tidak menarik dan kurang/tidak nyaman. Sementara pada layanan andong, sebagian besar responden menyatakan tawar menawar dalam penentuan tarif, kebersihan andong terjaga, kusir ramah, dan armada andong kuat dan aman. Mengacu pada PP No. 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, dimensi fisik becak dan andong di lapangan telah sesuai, namun masih banyak becak tanpa kelengkapan spakbor. Berdasarkan keadaan ini, perlu upaya peningkatan pendapatan pengemudi becak dan andong, peningkatan layanan kepada pengguna becak, serta perbaikan fisik armada becak.