dc.identifier.citation | Foster, S. Thomas., (2010), Managing Quality (Integrating The Supply Chain, Fourth Edition).Pearson Education, Inc: New Jersey McDermott, R.E., Mikulak, J.E., Beauregard,M.R. (1996). The Basics of FMEA. New York :Productivity Press Mourbay, John., (1997), Reliability-centered Maintenance. Industrial press inc: New York. Nursanti,Ida. and Wisnu Aji,Dimas., (2013), " PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATANPRODUK DENGAN ANOVA(STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)"Simposium Nasional Teknologi Terapan , ISSN 2339-028X) pp. 20 -25 Liker, J. K. (2005), "The Toyota Way", Erlangga, Inc., pp. 163-169 | in_ID |
dc.description.abstract | Batu bara merupakan elemen terpenting dalam Industri manufatur semen. Fungsi batu bara sebagai
bahan bakar dalam proses produksi semen menjadikan batu bara sebagai bottleneck dalam
serangkaian proses produksi semen. Kualitas dan kuantitas batu bara merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi oleh sebuah Industri manufaktur semen. Saat ini pada PT. Semen Padang diketahui
bahwa penurunan pada kualitas dan kuantitas batu bara terjadi secara fluktuatif dari setiap bulan.
Kondisi tersebut tentunya menimbulkan kerugian secara finansial dan non finansial terhadap
PT.Semen Padang. Identifikasi untuk analisis terjadinya batu bara reject dan losses perlu dilakukan
secara komprehensif dari supplychain awal hingga supplychain akhir dari batu bara tersebut. Metode
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) diterapkan untuk mengidentifikasi timbulnya batu bara
reject dan losses. Identifikasi penyebab terjadinya kegagalan tercapainya kualitas dan kuantitas batu
bara di PT Semen Padang dapat diketahui dari nilai Risk Priority Number. Metode FMEA diterapkan
dalam identifikasi permasalahan penurunan kualitas dan kuantitas batu bara dikarenakan metode
FMEA menggunakan tiga variabel dalam perhitungan Risk Priorirty Number. Ketiga variabel
tersebut ialah severity, occurence dan detect.Hasil akhir dari identifikasi penurunan kualitas dan
kuantitas batu bara di PT Semen Padang yaitu terjadinya batu bara yang terbakar, terbatasnya area
stockpile, kegagalan penerapan quality control oleh vendor, batu bara mengalami oksidasi, dan
terjadinya lot batubara longsor di stockpile. Upaya solutif untuk mengatasi penyebab dari penurunan
kualitas dan kuantitas batu bara di PT Semen Padang ialah dengan melakukan penyusunan skala
prioritas vendor, perubahan susunan lot batu bara, penggunaan larutan polymer P.I.C dan
pengawasan area stockpile secara berkala. | in_ID |