• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Industrial Engineering National Conference (IENACO)
    • IENACO (Industrial Engineering National Conference) 2016
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Industrial Engineering National Conference (IENACO)
    • IENACO (Industrial Engineering National Conference) 2016
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Tingkat Resiko Kegagalan Proses Produksi Pasted Bag Kemasan Semen dengan Metode FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang)

    Thumbnail
    View/Open
    IENACO_017-Rizki Alfi, M. Harif.pdf (351.1Kb)
    Date
    2016-03-23
    Author
    Alfi, Rizki
    Harif, M.
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pasted bag adalah kantong kemasan semen untuk semua tipe semen yang diproduksi oleh PT. Semen Padang dan untuk memenuhi kebutuhan kemasan semen di unit Packing Plant. Pada setiap tahapan dalam pengolahan bahan baku (kertas kraft) hingga menghasilkan barang jadi (kantong kemasan semen) yang diproses oleh bagian-bagian mesin yang bekerja, tidak semua output yang dihasilkan dapat sempurna dengan baik, untuk itu perlu ditindak lanjuti penyebab kegagalan kualitas tersebut. Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan salah satu metode dalam hal pengendalian kualitas yang melacak secara langsung penyebab dari kegagalan suatu proses ataupun suatu produk. Jumlah data Occurance kegagalan diambil dalam satu shift produksi pada mesin tubing machine dan bottomer machine yang berjumlah 250 kegagalan dari 14000 produksi. Dari FMEA, ditemukan sembilan kategori kegagalan dengan nilai RPN mulai dari yang teritinggi adalah sebagai berikut; 1) Lipatan tube yang membalik, RPN 336. 2) Tidak terpasangnya valve pada tube, RPN 245. 3) Logo gambar, tulisan hilang dan terputus, RPN 180. 4) Tube tidak terputus menjadi lembaran kantong setengah jadi, RPN 150. 5) Posisi gambar tidak sesuai dengan spesifikasi, RPN 144. 6) Tidak terbukanya bottom tube pada mesin opening unit, RPN 128. 7) posisi valve pada tube maju, RPN 120. 8) Posisi valve pada tube mundur, RPN 80. 9) Hasil pengeleman pada bottom tube tidak merata, RPN 42. Dengan asumsi RPN kumulatif 89% sebagai acuan yang tergolong kegagalan prioritas, diagram pareto menunjukkan kegagalan no 1 sd 6 adalah kegagalan mayor untuk acuan usulan perbaikan proses produksi.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/7071
    Collections
    • IENACO (Industrial Engineering National Conference) 2016

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV