dc.identifier.citation | Benninga, Jacques., Wynne, Edward. (1998). Keeping in character: A time-tested solution. Phi Delta Kappan: Vol.79, Iss. 6; pg. 439, 8. Benninga, Jacques., et.al, (2010). Character and academics: what good schools do, Curriculum Leadership, readings for developing quality eduvational programs. (9 nd ed.). United States of America: Pearson Education,Inc. Borg and Gall. (1983). Educational Research, (4 th ed.). Longman Inc., 95 Church street, white Plains, N.Y. 10601. Eva Imania. (2012). Makalah, Disajikan dalam seminar PPL-KKN di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Flinders, David., Thornton, Stephen. (1997). The curriculum studies reader. New York: Routledge. Huston-Holm, Pat. (2010). Effective character education at sentinel career center techniques 85, 6, 8-9. Kementerian Kesehatan (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Diambil pada tanggal 3 Januari 2015, dari http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf. Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Karakter pada Sekolah. Jakarta: Kencana). Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2012). Tawuran pelajar 2012. Diambil tanggal 2 Januari 2015, dari http://fandibree13.blogspot.com. Kompas. (2013). Pengguna narkoba di kalangan remaja meningkat. regional. Diambil pada tanggal 3 Januari 2015, dari http://www.kompas.com. Milson, Andrew J. (2002). Introduction: developing a comprehensive approach to character education in the social studies, the social Studies 93.3, 101. Nuril Furkan, (2013). Pendidikan karakter melalui budaya sekolah. Magnum pustaka utama, 2. O'Sullivan, Sheryl. (2004). Books to live by: Using children's literature for character education, The Reading Teacher 57.7, 640-645. Parkay, Forrest., Anctil, Eric & Hass, Glan. (2010:6). Curriculum Leadership, readings for developing quality educational programs. (9 158 th ed). Boston: Pearson. Poerwati, Endang.(2008). Pengembangan instrumen asesment pendidikan di taman kanak-kanak. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta. Rawana, Justin.,et al,(2011).The application of a strength-based approach of students' behaviours to the development of a character education curriculum for elementary and secondary schools. The Journal of Educational Thought,45.2: 127-14. Saifudin Azwar. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar 55167. Sewell, Darby., Hall, Helen. (2003). Teachers’ attitudes toward character education And inclusion in family and consumer sciences education curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education. Williams, Mary M. (2000). Models of character education: perspectives and developmental issues. Journal Of Humanistic Counseling, Education And Development 39,1: 32. | in_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model evaluasi pendidikan
karakter yang dapat memberikan informasi bagi pimpinan sekolah dan guru mata
pelajaran, baik dari segi isi, cakupan, format maupun waktu penyampaian, serta
bermanfaat bagi pendidikan karakter di SMA. Subjek coba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 31 SMA di DKI Jakarta. Dari setiap SMA dipilih satu kelas
yaitu kelas XI. Subjek coba dalam penelitian ini mencakup siswa dan guru mata
pelajaran yang mengajar di kelas tersebut. Model evaluasi pendidikan karakter
(EPENKAR) dikembangkan melalui tiga tahap, yaitu FGD, ujicoba skala kecil,
dan ujicoba skala luas. Untuk menjaring data yang diperlukan, peneliti
menggunakan instrumen berupa, angket, implementasi dan aktualisasi. Instrumen
divalidasi dengan teknik validitas konstruk menggunakan Confirmatory factor
analysis (CFA) untuk menguji kecocokan model pengukuran. Structural equation
modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis kecocokan model evaluasi.
Keduanya menggunakan LISREL 8,80 untuk menganalisis data. Kecocokan
model, baik model pengukuran maupun model evaluasi, menggunakan kriteria: 1)
nilai muatan faktor () > 0,3; 2) probabilitas atau P-value > 0,05; dan 3) Root
Mean Square Error of Approximation (RMSEA) < 0,05; Goodness of Fit Index
(GFI) > 0,9. Hasil analisis data penelitian pengembangan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut. (1) Model EPENKAR dinilai sebagai model yang baik untuk
mengevaluasi pendidikan karakter di SMA. Hal ini didasarkan pada hasil
penilaian para pakar, pemakai (user), maupun praktisi pendidikan karakter serta
hasil analisis dengan program LISREL 8,80 yang menunjukkan adanya
kesesuaian antara model hipotetis EPENKAR dengan data lapangan untuk angket
(p-value = 0, 140; GFI = 0,96 dan RMSEA = 0,023), implementasi untuk guru (pvalue
=
0,056;
GFI
= 0.96;
RMSEA
=
0.025);
aktualisasi
(p-value
= 0,399;
GFI
=
0.98;
RMSEA
=
0.010); implementasi
untuk
siswa
(p-value
= 0,239;
GFI
=
0,99;
RMSEA = 0,011). (2) Hasil penilaian pakar, pemakai (user) dan praktisi
menunjukkan bahwa panduan evaluasi model EPENKAR baik digunakan sebagai
acuan implementasi model di lapangan. (3) Model EPENKAR bermanfaat untuk
menentukan nilai, kekuatan, dan kelemahan pendidikan karakter yang ditujukan
untuk merevisi guna meningkatkan daya tarik dan efektivitasnya. | in_ID |