Show simple item record

dc.contributor.authorAbsori
dc.contributor.authorDimyati, Khudzaifah
dc.contributor.authorWardiono, Kelik
dc.date.accessioned2012-03-30T06:20:19Z
dc.date.available2012-03-30T06:20:19Z
dc.date.issued2006-09
dc.identifier.citationAdi Nugroho, Susanti, 2003, Sejarah dan Pelaksanaan Eksaminasi di Lingkungan Peradilan, dalam Ekasaminasi Publik, partisipasi Masyarakat Mengawasaai Peradilan, Jakarta: ICW dan The Asia Foundation. Akhmad Santoso, Mas, 2001, Good Governace dan Hukum Lingkungan, Jakarta: ICEL. Ariman, M. Rasyid, 1988, Fungsi Hukum Pidana terhadap Perbuatan Pencemaran Lingkungan Hidup, Jakarta: Pustaka Kartini. Awiati, Wiwiek, 2003, “Mensinergiskan Kekuatan Masyarakat Sipil dalam Penegakan Hukum Lingkungan”, Diskusi Publik, Semarang: Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Chan, Hurizal,2003, “Penegakan Hukum Lingkungan”, Diskusi Panel, Kerja Sama Program Magister Ilnu Lingkungan Undip dengan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, 11 Nopember. Kirkpatrick, Sale, 1996, Revolusi Hijau, Sebuah Tinjauan Historis-Kritis Gerakan Lingkungan Hidup di Amerika Serikat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Chin, Anthoni & Alfred Choi Eds., 1998, Law, Social Sciences and Public Policy, Towards a Unified framework, Centre for Advanced Studies, Singapore: Faculty of Arts and Social Science, NUS, Singapore Univeersity Press. Darsono, 2005, “Program Strategis Penegakan Hukum Lingkungan Dalam Perpektif Otonomi Daerah”, Seminar Nasional Penegakan Hukum Lingkungan Pada Era Otonomi Daerah, Solo, 22 Maret.. Dietz, Ton, 1998, Pengakuan Hak atas Sumber Daya Alam, Pengantaar Mansour Fakih, Refleksi Gerakan Lingkungan, Remdec, Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar. Fakih, Mansour, 1996, Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kirkpatrick, Sale, 1996, Revolusi Hijau, Sebuah Tinjauan Historis-Kritis Gerakan Lingkungan Hidup di Amerika Serikat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Galanter, Marc, 2003, Keadilan di Berbagai Ruangan : Lembaga Peradilan, Penataaan Masyarakat, Serta Hukum Rakyat, dalam T. O Ihromi (penyunting), Antropologi Hukum, Sebuah Bunga Raampai, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hadi, Sudharto P, 2003, “Mengkritisi Kebijakan Publik”, Makalah Diskusi Panel Mensinergikan Komponen Masyarakat Sipil Dalam Menegakan Hukum Lingkungan, Program Magister Ilmu Lingkungan Undip dengan Kementerian Lingkungan Hidup, 11 Nopember. Hamzah, A. 1995, Penegakan Hukum Lingkungan, Jakarta: Arikha Media Cipta. Haynes, Jeff, 2000, Demokrasi dan Masyarakat Sipil di Dunia Ketiga, Gerakan Politik Baru Kaum Terpinggir, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hardjasoemantri, Koesnadi, 2000, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Rahardjo, Satjipto, 2004, “Formal dan Non Formal dalam Ketatanegaraan”, Kompas, 25 Oktober. —————, 2004, “Hukum Progresif sebagai Dasar Bangunan Ilmu Hukum Indonesia”, Makalah Seminar Nasional Menggagas Ilmu Hukum Progresif Indonesia, Kerjasama IAIN Walisongo dengan IKA Program Doktor Ilmu Hukum Undip, Semarang, 8 Desember.en_US
dc.identifier.issn1410-7880
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/733
dc.description.abstractManifestation of society autonomy power in environmental dispute advo cating is done by using the potency of local society power and combining it with the interest group power. The existence of the interest groups can be in the forms of Non-Government Organizations and environmental organizations which have a role as the agent of society to do a suing in the Court in order to struggle social and environment justices. The solving model of environmental contamination dispute which is done in the Court shows that the typology of judges have not dared to leave Law understanding on positivist-formal, in understanding law the Judge is still textbooks- minded and white-black, therefore, the decided punishment or penalty is not reflected the justice. This kind of approach should be stopped soon, and changed by progressive law approach. Progressive approach applies human paradigm that care on behavior factor. Progressive law tends to focus on creativity and refuses the rules logical routinely. This is the factual lighting of progressive law approach in solving environmental dispute.en_US
dc.subjectkekuatan masyarakaten_US
dc.subjectpenyelesaian sengketaen_US
dc.subjectpendekatan hukum progresifen_US
dc.titleMODEL PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN MELALUI PENGADILAN DENGAN PENDEKATAN PARTISIPATIFen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record