dc.contributor.author | Syarif, Muhammad | |
dc.contributor.author | Parung, Herman | |
dc.contributor.author | Djamaluddin, Rudy | |
dc.contributor.author | Bakri, Achmad | |
dc.date.accessioned | 2016-08-08T06:37:04Z | |
dc.date.available | 2016-08-08T06:37:04Z | |
dc.date.issued | 2016-05-25 | |
dc.identifier.citation | Suherman, J. (2011). Penggunaan Block Set Connection (BSC) pada Sambungan Elemen Beton Pracetak. Jurnal Teknologi dan Kejuruan. V.34. No.2. September. pp. 217-226. UNM. Malang. H.N. Nurjaman dkk. (2011). Standar Nasional Indonesia Tentang Metode Uji dan Kriteria Penerimaan Sistem Struktur Rangka Pemikul Momen Beton Bertulang Pracetak Untuk Bangunan Gedung. Seminar Nasional. HAKI. Jakarta. NEHRP. (2009). Recommended Seismic Provisions for New Building and Other Structures.USA. ACI Committee 318. (2008). Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary. ACI, Detroit. Costa, JLD. (2003). Reinforced Concrete Under Large Seismic Action. Report BYG-DTUR-076. ISSN 87-7877-139-0. Technical University of Denmark. IS 19320:1993. (2002). Indian Standard Ductile Detailing of Reinforced Concrete Structures Subjected to Seismic Forces - Code of Practice. Bureau of Indian Standards. New Delhi. Hawkins, N.M., and Ghosh, S.K. (2000). Propesed revisions to 1997 NEHRP Recommended Provision for Seismic Regulation for Precast Concrete Structures Part 2 - Seismic Force Resisiting Systems. PCI Jornal. pp. 36-44. ATC40. (1996). Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings. Report November No. 96-01 SSC. Applied Technology Council. California Seismic Safety Commission. California Warnes, C. E., (1992). Precast Concrete Connection Details for All Seismic Zones. Concrete International, V. 14. No. 11, Nov., pp. 36-44. | in_ID |
dc.identifier.issn | 2459-9727 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/7514 | |
dc.description.abstract | Teknologi beton pracetak ini tampil sebagai salah satu solusi untuk mendapatkan efesiensi yang tinggi, menggantikan sistem konversional. Efesiensi pada sistem pracetak ini tentu tidak berlaku umum dan tanpa kendala tergantung kasus yang dihadapi, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa sistem ini efektif jika diterapkan pada jenis pekerjaan yang sifatnya massal dan berulang. Jadi sistem pracetak pada hubungan elemen struktur harus dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki perilaku yang dikehendaki. Konsep desain beton pracetak sudah banyak dilakukan dalam bentuk penelitian di beberapa negara dalam hal perilaku beton pracetakyang berhubungan dengan kemampuan struktur terhadap ketahanan gaya gempa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengamati perilaku, kestabilan struktur, dan model perilaku sambungan balok-kolom pracetak tipe plat akibat diberikan beban bolak balik. Penelitian ini direncanakan dengan analisa rangka pemikul momen beton bertulang pracetak untuk bangunan gedung, melakukan pengujian di laboratorium dan menganalisis data sehingga diperoleh daktalitas, disipasi energi, hysteresis loop, displacement controlled cycle. Hasil yag diharapkan adalah membuat suatu model sambungan balok-kolom pracetak tipe plat di daerah rawan gempa. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | Joint Interior | in_ID |
dc.subject | sambungan plat | in_ID |
dc.subject | beban siklik | in_ID |
dc.title | Perilaku Sambungan Balok-Kolom Pracetak Tipe Plat Akibat Beban Bolak Balik | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |