Show simple item record

dc.contributor.authorParnidi
dc.contributor.authorBudi, Untung Setyo
dc.date.accessioned2016-09-17T02:17:18Z
dc.date.available2016-09-17T02:17:18Z
dc.date.issued2016-05-21
dc.identifier.citationAisyah, S., 2002, Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertum-buhan Bibit dari Plantlet Tebu (Saccharum officinarum var.Ps 80-1424) pada Tahap Aklimatisasi Pembibitan Tebu, Tesis, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro. Bertell, G. and L. Eliason, 1992, Cytokinin effect on root growth and possible interaction with ethylene and indole-3-acetic acid. Physiologia Plantarum, 4 (2). pp. 255-261. Dempsey, J.M, 1963, Long vegetable fiber developmentin south vietnam and other asian countries, Overseas Mission, Saigon. pp. 157-162. Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.I. Mitchell, 1991, Fisiologi tanaman budidaya, Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Press. Hanafiah, K.A, 2008, Rancangan Percobaan Aplikatif: Aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri, dan hayati, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hartmann T.H., Kester E.D., Davies T.F., Geneve L.R. 2002. Plant Propagation: Principles and Practices. Prentice Hall, New Jersey. pp.770. Lakitan, B, 1996, Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. pp. 218. Marjenah, 2001, Pengaruh perbedaan naungan di persemaian terhadap pertumbuhan dan respon morfologi dua jenis semai meranti, Jurnal Ilmiah Kehutanan ”Rimba Kalimantan” Vol. 6. Nomor. 2. Samarinda. Kalimantan Timur. R.D. Purwati., Sudjindro, Kartini, E, dan Sudarsono, 2008, Keragaman genetika varian abaca yang diinduksi dengan Ethylmethane Sulphonate (EMS). Jurnal Littri 14 (1), Maret 2008. pp. 16-24. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi, 1998, Sayuran dunia 2 prinsip, produksi, dan gizi, ITB, Bandung. Salisbury, F.B., C.W, Ross, 1995, Fisiologi tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB. Siregar, A. dan Marzuki, I, 2011, Efisiensi pemupukan urea terhadap serapan n dan peningkatan produksi padi sawah (Oryza sativa. L.), Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7. No 2, Desember 2011. pp. 107-112. Sismanto. 2003. Propagation of Three Orchid Genera Using Encapsulated Protocorm-like bodies. In vitro celluler & Developmental Biology-Plant. 39(1): pp. 42-48. Sitompul, S.M., dan B Guritno, 1995, Analisis pertumbuhan tanaman, Yokyakarta: Gadjah Mada Press. Sudjindro, 1999, Abaca (Musa textilis Nee): Potensi, pola pengembangan dan Masalahnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol. 5 No.3 Desember 1999. Suyadi, A., Purwantoro, A., dan Trisnowati, S, 2003, Penggandaan anakanabaca melalui kultur meristem, Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003. pp. 11-16. Syahid, S.F. dan Mariska, I., 1994, Penyediaan bibit abaca (Musa textileis Nee) melalui kultur jaringan. Media Komunikasi Litbang Tanaman Industri, Bogor 10-11 Des 1991, PAU Biotek IPB, pp. 102-113. Taiz, L. and E. Zeiger. 2006. Plant physiology. The Benjamin/Cumming Publishing Co. Inc. California. Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agro Media Pustaka. Jakarta. pp. 103.in_ID
dc.identifier.issn2527-533x
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/7554
dc.description.abstractPengadaan bibit pada tanaman abaca secara masal melalui perbanyakan vegetatif lebih sulit dilakukan dibandingkan melalui perbanyakan generatif. Sejalan dengan perkembangan teknik kultur jaringan, pengadaan bibit secara masal melalui perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan mudah. Aklimatisasi merupakan tahapan dalam teknik kultur jaringan guna membantu planlet untuk berdaptasi di lingkungan non steril. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan klon-klon abaca (Musa textilis nee) hasil kultur in-vitro pada fase aklimatisasi dilakukan di rumah kasa Balittas Malang pada bulan November 2012 - Maret 2013 dengan menggunakan 11 klon abaca. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang diulang 4 kali. Setiap perlakuan dalam satu ulangan terdiri dari 25 planlet. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas, jumlah daun, panjang dan lebar daun. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada signifikansi 95%. Analisis korelasi dan regresi antara panjang dan lebar daun dengan tinggi dan diameter bibit abaca dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak minitab 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon Tangongon EMS menghasilkan karakter morfologi (tinggi, lingkar batang, panjang dan lebar daun) yang lebih baik dibandingkan klon-klon lainnya.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectkeragaan bibit abacain_ID
dc.subjectkultur in-vitroin_ID
dc.titleKeragaan Klon-Klon Abaca (Musa textilis Nee) Hasil Kultur In-Vitro pada Fase Aklimatisasiin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record