dc.identifier.citation | Abou-Arab, A.A. and F.M. Abu-Salem. 2010. Nutritional quality of jatropha curcas seeds and effeect of some physical and chemical treatment on their anti-nutritional factors. African jour. Of Food Sci. March 20104 (3): hal. 93-103. Darjanto dan Satifah. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Buatan. Penerbit PT. Gramedia Jakarta. Ghosh, L., L. Singh, 2011. Variation in seed and seedling characters of Jatropha curcas L with varying zonesand provenances. Trop. Ecol. 52:pp:113-122. Hariyadi, 2005, Sistem budidaya tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn). Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) untuk Biodiesel dan Minyak Bakar, Bogor, 22 Desember 2005. Hal. 1-7. Hartati, Rr. S. 2006. Persentase Bunga Betina Sebagai Salah Satu Faktor PenentuProduksi Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas). Infotek Jarak Pagar Vol 1.No 5. Mei. Heller, J. 1996. Physic nut. Jatropha curcas L.Promoting the conservation and use of under utilized andneglected crops. 1. Institute of Plant Genetics and Crop Plant Research, Gatersleben/ International Plant Genetic Resources Institute, Rome. Mahmud, Z. 2006. Anda bertanya, kami menjawab. Infotek Jarak Pagar (Jatropha curcas L). PuslitbangPerkebunan, Bogor 1 (3): 12. Nurmalasari, E., dan Djumali, 2011, Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Lima Jenis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 3(2), hal. 71−79 Parnidi, 2015, Penurunan rasio bunga betina dan jantan akibat serangan tungau pada tanaman jarak pagar.infotek perkebunan: Volume 7. Nomer 3 Maret 2015. Purwati, R.D, Riajaya, P.D., Basuki, T., Sudarmo, 2015, Perakitan varietas unggul danteknologi budidaya tanaman jarak pagar dan tanaman minyak industri lainnya, Laporan akhir tahun 2015. Balai penelitian tanaman pemanis dan serat. Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan. Badan litbang pertanian. Kementerian Pertanian. Raju, A. J. S, and V. Ezradanam. 1992. Pollination ecology and fruiting behaviorin amonoecious species, Jatropha curcas. L (Euphorbiaceae).CurrentScience vol 83 (11): pp:1395-1398. Riajaya, P.D. dan F.T. Kadarwati. 2010. Keragaanproduksi biji jarak pagar IP-1 umur tiga tahun padaberbagai ketersediaan air tanah. Prosiding Lokakarya Nasional V Inovasi Teknologi dan ClusterPioneer menuju DME Berbasis Jarak Pagar.Tunggal Mandiri Publ., Malang. Hal.151 -157. Riajaya, P.D., dan Haryono, B., 2011. Pengaruh pengairan terhadap produksi dan kandungan minyak biji tiga provenan jarak pagar (Jatropha curcas, L). Jurnal Litri. 17 (2) hal. 67-76. Riajaya, P.D., F.T. Kadarwati, dan S. Yoga. 2009.Keragaan produksi biji jarak pagar tahun II pada berbagai ketersediaan air tanah. Prosiding Lokakarya Nasional IV Akselerasi Inovasi TeknologiJarak Pagar menuju kemandirian energi. Surya PenaGemilang. Malang. hal.137-143. Wijaya, A., Susantidiana, Umar, M.H., Hawalid, H., 2009, Flower Characteristics and the Yield of Jatropha (Jatropha curcas L.) Accessions, HAYATI Journal of Biosciences, Vol. 16, No. 4. pp: 123-126. | in_ID |
dc.description.abstract | Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang dapat beradaptasi pada kondisi kering dan
lahan marginal (kritis). Salah satu kendala dalam budidaya tanaman jarak pagar adalah rendahnya rasio bunga
betina dan jantan yang berpengaruh terhadap rendahnya produksi biji. Serangan hama, kekurangan nutrisi dan
air menyebabkan terbentuknya tipe bunga yang berpengaruh terhadap produksi jarak pagar. Penelitian dilakukan
mulai bulan Januari 2015 sampai dengan Pebruari 2016 menggunakan lima belas tanaman jarak pagar IP-3A
yang berumur empat tahun hasil pertanaman dari biji yang ditanam pada tahun 2012 di Kebun Percobaan
Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Pengamatan terdiri dari jumlah malai normal dan roset, jumlah bunga
betina dan jantan, jumlah buah yang terbentuk dan bobot kering biji. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pada tanaman jarak pagar terdapat dua tipe bunga yaitu tipe normal dan abnormal (roset). Rata-rata jumlah
malai bunga normal per pohon yang terbentuk selama 12 bulan sebesar 10,28. Rata-rata jumlah bunga betina per
malai 9,50 dan jumlah buah jadi 7,13. Rata-rata jumlah malai bunga roset yang terbentuk per pohon adalah 8,28.
Rata-rata jumlah bunga betina 2,30 dan buah jadi sebesar 2,28. Banyaknya bunga betina yang terbentuk bulan
Juli-November pada bunga normal tidak diikuti dengan banyaknya buah yang jadi, karena bunga betina banyak
yang gugur. Secara umum tingginya jumlah bunga roset, rendahnya rasio bunga betina dan jantan, jumlah buah
jadi serta rendahnya bobot kering biji menyebabkan rendahnya komponen produksi jarak pagar. Besarnya bunga
tipe roset berpengaruh terhadap penurunan komponen produksi jarak pagar, sehingga perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan ratio bunga betina terhadap bunga jantan melalui pemenuhan nutrisi tanaman pada bulanbulan
Juni-November (musim kemarau), dan pemeliharaan tanaman dari serangan hama penyakit. | in_ID |