Show simple item record

dc.contributor.authorAnditya, Rifin
dc.contributor.authorMurtiyasa, Budi
dc.date.accessioned2016-10-06T00:31:00Z
dc.date.available2016-10-06T00:31:00Z
dc.date.issued2016-05-15
dc.identifier.citation[1] Ahmadi, A., & Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Ahyarudin, Fitriyani. 2015. “Keindahan dan Kecemasan Matematika.” Diakses pada 22 Januari 2016 (http://www.kompasiana.com/fitiriyani/keindahan-dan-kecemasan-matematika_55e96ddbc222bd530e415429). [3] Anitah W., Sri, Janet Trineke Manoy, & Susanah. 2008. Strategi Pembelajaran Maematika. Jakarta : Universitas Terbuka. [4] Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. [5] Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [6] Brian, Kate. 2012. “Maths Anxiety: The Numbers Are Mounting.” Diakses pada 22 Januari 2016 (http://www.theguardian.com/education/2012/apr/30/maths-anxiety-school-support). [7] Confederation of British Industry. 2006. Working on the three RS Employers’ priorities for functional skill in Mathematics and English. Confederation of British Industry. Diakses pada 14 Oktober 2015 ( http://www.saradunn-associates.net/fileadmin/saradunn/downloads/extranet/SCIE/SISCo/Background_docs/CBI-06-8-31_functionalskills0906.pdf). [8] Denhere, Christmas. 2015. “Casual Attributions of Maths Anxiety among Zimbabwean Secondary School-Learners.” International Journal of Academic Research and Reflection 1(3): 6-11. Diakses pada 14 Oktober 2015 (http://www.idpublications.org/wp-content/uploads/2014/10/CASUAL-ATTRIBUTIONS-OF-MATHS-ANXIETY-AMONG-ZIMBABWEAN-SECONDARY-SCHOOL-%E2%80%93-LEARNERS.pdf). [9] George Brown College. 2014. “Dealing with Math Anxiety.” George Brown College. Diakses pada 14 Oktober 2015 (https://www.georgebrown.ca/uploadedFiles/TLC/_documents/Dealing%20with%20Math%20Anxiety.pdf). [10] Irham, M., & Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia. [11] Mutodi, P., & Hlanganipani Ngirande. 2014 .”Exploring Mathematics Anxiety: Mathematics Students’ Experiences.” Mediterranean Journal of Social Sciences 1(5): 283-294. Diakses pada 14 Oktober 2015 (www.mcser.org/journal/index.php/mjss/article/download/1905/1904). [12] Olaniyan, O. M., & Medinat F. Salman. 2015. “Cause of Mathematics Phobia among Senior High School Students: Empirical Evidence from Nigeria.” Journal of the African Educational and Research Network 1(15): 50-56. Diakses pada 14 Oktober 2015 (http://africanresearch.org/africansymposium/archives/TAS15.1/TAS15.1Olaniyan.pdf). [13] Puteh, M., & Siti Z. Khalin . 2016. “Mathematics Anxiety and Its Relationship with the Achievement of Secondary Students in Malaysia.” International Journal of Social Science and Humanity 2(6): 119-122. Diakses pada 14 Oktober 2015 (http://www.ijssh.org/vol6/630-P018.pdf). [14] Ranjan, & Gunendra Chandra. 2013. “Math Anxiety : The Poor Problem Solving Factor in School Mathematics.” International Journal of Scientific and Research Publications 4(3): 1-5. Diakses pada 14 Oktober 2015 (http://www.ijsrp.org/research-paper-0413/ijsrp-p16134.pdf). [15] Shadiq, Fadjar. 2007. “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?.” Yogyakarta: Widyaiswara PPPPTK Matematika. Diakses pada 14 Oktober 2015 (https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/07/matematikamengapapenting.pdf). [16] Sumantri, Mohammad S. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. [17] Whyte, Julie & Glenda Anthony. 2012 .” Maths Anxiety: The Fear Factor in the Mathematics Classroom.” New Zealand Journal of Teachers’ Work 9(1): 6-15. Diakses pada 14 Oktober 2015 (http://www.teacherswork.ac.nz/journal/volume9_issue1/whyte.pdf). [18] Zakaria, E., & Norazah M. Nordin. 2008. “The Effects of Mathematics Anxiety on Matriculation Students as Related to Motivation and Achievement.” Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education 4(1): 27-30. Diakses pada 14 Oktober 2015 (www.ejmste.com/v4n1/eurasia_v4n1_zakaria_nordin.pdf).in_ID
dc.identifier.issn2528-4630
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/7611
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan matematika dan menemukan faktor-faktor penyebab kecemasan matematika. Jenis penelitian ini adalah studi kasus kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Perawat Kesehatan 2 SMK Muhammadiyah Delanggu yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan bahan referensi dan mengadakan member check. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penilitian menunjukan deskripsi tingkat kecemasan matematika yang terjadi pada siswa kelas XII Perawat Kesehatan 2 diantaranya 61,54% siswa terindikasi kecemasan matematika tingkat sedang, 30,77% siswa masih belum bisa dikategorikan terindikasi atau tidak terindikasi kecemasan matematika, dan 7,69% siswa yang dinyatakan tidak memiliki permasalahan dengan matematika. Faktor-faktor penyebab kecemasan matematika diantaranya, kondisi situasi kelas yang kurang kondusif, Ujian Nasional Matematika, lemahnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang sedang dipelajari, matematika memiliki banyak rumus, harapan dari keluarga agar mendapat nilai yang bagus, siswa tidak bisa menyelesaikan permasalahan matematika.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectfaktor penyebab kecemasan matematikain_ID
dc.titleFaktor-Faktor Penyebab Kecemasan Matematikain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record