dc.identifier.citation | Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media Kementerian Kesehatan. (2012). Kandungan ASI. Jakarta: Kemenkes Kementerian Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes Mardiyaningsih. (2010). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Post Seksio Sesaria di Rumah Sakit Wilayah Jawa Tengah. Jurnal Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Purwaningsih, E., & Triandriyani, R. (2012). Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini terhadap Kecepatan Pengeluaran Colostrum di Wilayah Puskesmas Polanharjo Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan , 46-57 Setiawan, A., & Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, D IV, S1, dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suherni, Widyasih, & Rahmawati. (2009). Perawatan Masa Nifas. Jakarta: Fitramaya Suherni, Widyasih, & Rahmawati. (2009). Perawatan masa nifas. Jakarta: Fitramaya Suryani, E., & Kh Endah, W. A. (2013). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum di BPM Wilayah Kabupaten Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , 41-155 Ummah, F. (2014). Pijat Oksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu Pasca Salin Normal di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng Gresik. Jurnal Surya Wahyuni, Tri. (2007). Persiapan Makanan Pendamping ASI, http://www.artikelkesehatan.com Wijayanti, Lilis. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Jurnal Wiji, R. N. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika | in_ID |
dc.description.abstract | ASI dapat memenuhi kebutuhan asupan nutrisi bayi selama 6 bulan karena kandungan gizinya yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Kemampuan lambung pada bayi baru lahir dapat menampung cairan sebanyak 10-20 ml (2-4 sendok kecil). ASI mempunyai kandungan gizi yang sudah sesuai dan volume yang sudah tepat dengan kemampuan lambung bayi yang masih terbatas (Kemenkes, 2012). Menurut Hanum et al, (2015) menyatakan bahwa Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling sesuai untuk bayi karena mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Pentingnya memberikan ASI secara eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan dan terus memberikan ASI sampai anak berusia 24 bulan telah memiliki bukti yang kuat. Di Indonesia pelaksanaan pemberian ASI eksklusif masih tergolong rendah meskipun pemerintah sudah mengatur kebijaksanaan mengenai ASI Eksklusif dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004 dan PP RI Nomor 33 Tahun 2012 (Sartika & Etika, 2013). Salah satu cara untuk memperlancar keluarnya ASI adalah pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let down. Dengan dilakukan pemijatan ini ibu akan merasa rileks, kelelahan setelah melahirkan akan berkurang, sehingga hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar (Mardiyaningsih, 2010). Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperimen dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test and post test. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gribig Kudus bulan April 2016. Sampel pada penelitian ini adalah ibu postpartum yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisa bivariate dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh kelancaran ASI sebelum dan sesudah diberikan pijat oksitosin pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus Tahun 2016 dengan nilai ρ value < 0,05 pada kelompok perlakuan. | in_ID |