dc.identifier.citation | Anonim. (2012). Laporan tahun 2011. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Anonim. (2015). What do food additives do?: http://www.foodstandards.gov.au/consumer/additives/additiveinfo/pages/default.aspx Friedman, M., & Juneja, V. K. (2010). Review of Antimicrobial and Antioxidative Activities of Chitosans in Food. Journal of Food Protection, 1737-1761. Goy, R. C., Britto, D. d., & Assis, O. B. (2009). A Review of the Antimicrobial Activity of Chitosan. Polímeros, 241-247. Krasniewska, K. (2012). Substances with Antibacterial Activity in Edible Films – A Review. Pol. J. Food Nutr. Sci., 199-206. Kurita, K. (2006). Mini-Review Chitin and Chitosan : Functional Biopolymers from Marine Crustaceans. Marine Biotechnology, 203-22. Liu, H., Du, Y., Wang, X., & Sun, L. (2004). Chitosan kills bacteria through cell membrane damage. International journal of food microbiology, 147-155. Raafat, D., & Sahl, H.G. (2009). Minireview Chitosan and its antimicrobial potential – a critical literature survey. Microbial Biotechnology, 186-201. Sasshiwa, S. and Aiba. S. (2002). Chemically modified chitin and chitosan as biomaterial. Progress in Polymer Science, vol. 29, pp 887-908. Struszczyk, M. H. (2002). Chitin and Chitosan. Polymeri, 316-32. | in_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan lapisan/pembungkus yang dimodifikasi dengan
khitosan tulang dalam sotong pada lempuk durian dalam rangka memperpanjang masa konsumsi dan
mempertahankan rasa, aroma, dan teksturnya. Konsentrasi khitosan berkisar dari 1-3% (w/v) dilarutkan dalam
asam asetat 1 (v/v)%.
Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah : a. Perubahan berat masing-masing lempuk selama masa
penelitian. b. Perubahan tekstur, aroma, edibilitas, pengamatan pertumbuhan jamur dan mikrobia secara visual
pada awal dan akhir masa penelitian. Data perubahan berat lempuk dianalisis secara kuantitatif, sedang data
perubahan tekstur dan pertumbuhan jamur dideskripsikan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan perlakuan konsentrasi khitosan dan jenis pembungkus lempuk dan waktu
penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap pengurangan berat lempuk durian. Penurunan berat lempuk
tertinggi pada lempuk pada semua yang tidak dibungkus, baik yang tanpa perlakuan khitosan maupun yang
perlakuan khitosan. Persentase tertinggi penurunan berat lempuk terdapat pada lempuk yang tidak dibungkus
sampai mencapai 13,19%, diikuti oleh lempuk berbungkus kertas, dan kain kasa sebesar 9,61% , dan 88,8%
secara berurutan. Lempuk yang diperlakukan dengan larutan khitosan dengan variasi konsentrasi menunjukkan
beda nyata dengan lempuk yang tidak diperlakukan, walaupun antar konsentrasi khitosan sendiri tidak
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Secara visual terjadi penurunan tekstur, pertumbuhan jamur, dan
aroma lempuk bersamaan dengan semakin lamanya waktu penyimpanan yang pada akhirnya menurunkan
tingkat edibiltas lempuk durian. | in_ID |