dc.identifier.citation | Abbot, R.T., dan Dance, S.P., 1986. Compendium of Seashells. USA: Odyssey Publishing Ardovini R. & Cossignani T. (2004). West African Seashells. Ancona: L'Informatore Piceno Birowo S. (1973). Bahan Makanan Dari Laut. Jakarta: LIPI Dholakia, A.D. (2013). Identification of marine and freshwater : molluscs shells. New Delhi: Daya Publishing House FAO. (1998). FAO Species Identification Guide For Fishery Purposes, The Living Marine Resources Of The Western Central Pacific, Volume 1. Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods. Rome: Food And Agriculture Organization Of The United Nations Heslinga, G. (1998). Clams to Cash: How to Make and Sell Giant Clam Shell Products. Center for Tropical and Subtropical Aquaculture Publication Number 125 Kusnadi A, dkk. (2007). Inventarisasi Jenis dan Potensi Moluska Padang Lamun diKepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Biodiversitas Vol. 9 Nomor 1 Hal: 30-34 Mustinda, L. (2015, Oktober). Ini Alasan Mengapa Kerang di Seafood Tenda Terasa Enak dan Tak Amis. Diakses dari http://food.detik.com/read/2015/10/15/182510/3045053/297/ini-alasan-mengapa-kerang-diseafood-tenda-terasa-enak-dan-tak-amis Natural History Museum Rotterdam. (Tanpa tahun). Museum website Collection database. Diakses dari http://www.nmr-pics.nl/ Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo [Penerjemah]. Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach. Jakarta: PT. Gramedia. Odum, E.P. 1994. Dasar Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Powell A.,W.,B. (1979). New Zealand Mollusca, marine, land and freshwater shells. London: William Collins Publisher Ramli D. (1989). Ekologi. Jakarta: direktorat jendral pendidikan tinggi. Proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Wardhani, A.K. (2015, Agustus). Tips Memilih dan Memasak Kerang Agar Tak Berbahaya untuk Tubuh. Diakses dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2015/08/07/tips-memilih-dan-memasak-kerang-agar-takberbahaya-untuk-tubuh | in_ID |
dc.description.abstract | Mollusca memiliki rentangan habitat yang cukup luas, tidak terkecuali di zona intertidal (pasang
surut). Berdasarkan kondisi lingkungan/substrat, zona pasang surut dibedakan menjadi substrat
berbatu, berpasir, dan berlumpur. Dari semua jenis zona pasang surut, substrat berbatu yang
tersusun dari bahan yang keras merupakan daerah yang paling padat makroorganismenya.
Permukaan batuan yang keras berfungsi melindungi organisme dari panas dan predator serta
sebagai substrat yang baik untuk tumbuh dan berkembang berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan potensi Mollusca di zona pasang surut
zona pasang surut tipe subtrat berbatu pantai Gatra Kabupaten Malang. Metode yang digunakan
adalah transek kuadran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan 3 kali ulangan.
Pada penelitian ini dihasilkan 20 jenis Gastropoda dan 6 jenis Bivalvia. Berdasarkan potensinya 4
diantaranya diketahui berpotensi sebagai sumber makanan (Angaria delphinus, Bulla ampulla,
Conus ebraeus, Turbo bruneus), 5 berpotensi sebagai bahan baku hiasan (Engina mendicaria,
Monetaria annulus, Monetaria caputserpentis, Monetaria moneta, Oxymeris dimidiata) dan 1
berpotensi sebagai sumber makanan dan bahan baku hiasan (Tridacna squamosa) serta lainnya
belum diketahui potensinya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
tindakan pengelola berkaitan dengan pemanfaatan wilayah pesisir pantai Gatra secara optimal dan
berkelanjutan. | in_ID |