Uji Toksisitas Obat Nyamuk Bakar Herbal Berbahan Ekstrak Daun Permot (Passiflora Foetida): Kajian Histopatologis Hati dan Ginjal Mencit
Abstract
Aedes aegypti adalah nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit demam berdarah dengue
(DBD). Salah satu upaya untuk mengendalikan populasi Aedes aegypti menurunkan angka
kematian karena penyakit DBD melalui pemanfaatan bioinsektisida. Ekstrak biji krisan yaitu
piretrin telah banyak digunakan sebagai bahan dasar obat nyamuk bakar, sedangkan ekstrak daun
permot (Passiflora foetida) belum banyak diteliti dan dimanfaatkan sebagai salah satu bahan aktif
obat nyamuk. Uji toksisitas obat nyamuk bakar berbahan ekstrak daun permot (Passiflora foetida)
dilakukan pada hewan mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
efek organ hati dan ginjal mencit jantan yang diberi paparan obat nyamuk bakar berbahan ekstrak
daun permot. Satu kelompok kontrol (tanpa paparan obat nyamuk bakar) dan lima kelompok
perlakuan paparan obat nyamuk bakar berbahan ekstrak daun permot dengan dosis 500 ppm, 1000
ppm, 2000 ppm, 3000 ppm dan 4000 ppm. Sediaan hati dan ginjal dibaca dan dianalisis dengan
menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x untuk melihat perubahan gambaran
histopatologisnya. Data dianalisis dengan uji Anova dilanjutkan dengan uji Post Hoc bila
berdistribusi normal atau dengan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
bila tidak berdistribusi normal. Tidak ada mencit yang mati maupun menunjukkan gejala toksik
seperti hiperagresifitas maupun kepasifan setelah paparan obat nyamuk bakar berbahan ekstrak
daun permot. Secara histopatologis pemberian paparan obat nyamuk bakar berbahan ekstrak daun
permot dosis 500 ppm hingga 3000 ppm tidak menunjukkan kerusakan jaringan di hati maupun
ginjal seperti halnya kelompok kontrol, sedangkan dosis 4000 ppm menyebabkan hati dan ginjal
mencit jantan mengalami nekrosis sel parenkim.